Tim putri Jatim berhasil meraih hasil maksimal di kejuaraan Paragliding Trip of Indonesia (TROI) 2015 seri kedua, sayangnya tim putra hanya di peringkat lima.
Surabaya, Bhirawa
Tim putri Jatim berhasil meraih hasil maksimal di kejuaraan Paragliding Trip of Indonesia (TROI) 2015 seri kedua. Sayangnya prestasi itu tidak diikuti oleh tim putra yang tampil loyo dan harus puas di peringkat lima. Kejuaraan ini hanya berlangsung satu putaran lantaran terkendala kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Pada event yang dihelat di bukit Labaong, Desa Hijrah, Kecamatan Lape, Sumbawa, 17-20 September lalu, Jatim menerjunkan 11 atlet Puslatda. Mereka adalah Ardi Kurniawan, Jonni Effendi, Rizky Dhermawan, Reza Kambey, Ifa Kurniawati, Jafro Megawanto. Ada juga nama Roni Pratama, Permadi Chandra, Ike Ayu, Rika Wijayanti dan Dyah Kristina.
Dari ke-11 atlet andalan tersebut, Jatim menguasai kelas senior putri. Posisi pertama menjadi milik Ike Ayu Wulandari diikuti Ifa Kurniawati pada posisi kedua dan Diah Kristina menguntit di tempat ketiga. “Kami gagal di kelas senior putra karena hanya menempati urutan lima,” terang salah satu pelatih Puslatda Paralayang Jatim Yustira Ramadhani, Senin (21/9).
Dia mengatakan kejuaraan ini memang hanya menandingkan satu nomor lomba yakni ketepatan mendarat. Sedangkan kelas yang dilombakan, pertama senior putra, kedua senior putri, ketiga junior putra, junior putri dan kelas tandem.
“Untuk kelas tandem Jatim menempati posisi kedua dan ketiga atas nama Ardi Kurniawan serta Joni Effendi. Semua kelas hanya dipertandingkan satu putaran dari lima yang dijadwalkan karena faktor cuaca yang tidak mendukung,” sebut Rama – sapaan Yustira Ramadhani.
“Hasil ini tentu kurang melegakan karena kegagalan di kelas putra. Kalau ada putaran selanjutnya tentu kami bisa mengejar dari posisi kelima itu,” tambahnya.
Meski demikian, Rama menyatakan target utama Jatim adalah kejuaraan nasional di Kota Batu, awal Oktober mendatang. Dia mengaku kejuaraan TROI hanya sebagai pemanasan para atlet sebelum kejurnas. “Tapi, hasil di TROI serie kedua tetap diakui karena semua peserta telah terbang. Kami akan lebih serius pada kejurnas di Batu mendatang,” tandasnya. [wwn]
