Putri Pegawai BUMD Jatim, Juara Umum Face of Asia 2019 di Korea

Roro Ayu Maulida Putri saat meraih Grand Prize Winner Face of Asia 2019 di Seoul Korea Selatan.

Surabaya, Bhirawa
Satu lagi anak Jatim yang sukses berprestasi ditingkat internasional. Dia adalah Roro Ayu Maulida Putri yang baru saja meraih prestasi dunia model di Korea Selatan. Putri salah seorang pegawai Bank UMKM Jatim ini sukses menjadi juara umum atau Grand Prize Winner pada ajang Face of Asia 2019 di Seoul, Korea Selatan.
Berkat kerja kerasnya, Ayu berhasil mengalahkan 80 peserta dari 27 negara yang ikut berpartisipasi dalam lomba Face of Asia 2019 yang diselenggarakan Asia Model Festival ini. Ayu bersama empat orang lainnya menjadi wakil Indonesia setelah berhasil juara pada lomba Face of Indonesia 2019.
“Alhamdulillah saya bersyukur sekali bisa meraih Grand Prize Winner Face of Asia 2019 di Seoul Korea Selatan. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi yang pernah saya raih selama menggeluti dunia model. Sebelumnya juara Face of Indonesia 2019 dan lima terbaiknya dikirim ke Face of Asia 2019. Saya bersyukur karena saya yang meriah juara umumnya,” ujar Ayu, saat ditemui di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (18/6).
Perlombaan model di Korea, kata putri dari pasangan H R Sigit Purwanto SIP MIP dan Hj Ir Chamidha MT ini, sangat berat. Tidak hanya pesertanya dari 27 negara tapi juga penilaian dari juri yang sangat ketat. Jika melihat kompetitornya, mereka banyak yang lebih bagus, lebih cantik, lebih tinggi, lebih kurus. Sehingga saat perlombaan yang digelar mulai 23 Mei hingga 9 Juni 2019 ini, antara rasa optimis dan pesimis bercampur jadi satu.
“Memang dari dewan juri mengatakan untuk jalannya, peserta dari Indonesia sangat bagus. Tapi penilaiannya tidak hanya jalan tapi banyak yang lainnya. Tapi Alhamdulillah saya yang juara dan bisa membawa nama baik Indonesia. Itu tak bisa diungkapkan dengan kata-kata rasanya. Sangat membanggakan,” tuturnya.
Ayu bercerita, sebelum menekuni dunia model secara professional seperti sekarang ini, cita-citanya sempat ditentang orang tuanya. Maklum, dunia model terkesan sangat gemerlap dan masih dipandang banyak sisi negatifnya. Namun Ayu bisa meyakinkan orang tuanya bahwa dirinya baik-baik saja menggeluti dunia model.
Awalnya sempat tidak mengizinkan. Setiap ada show saya selalu diantar sama mama. Tapi lama-kelamaan orang tua mengizinkan setelah tahu dunia model seperti apa. Tidak seperti yang orang bayangkan. Gemerlap memang iya, tapi selama kita bisa membawa diri akan baik-baik saja. Tergantung orangnya masing-masing,” ungkapnya.
Bakat menjadi model sudah terlihat saat Ayu menjadi juara model muslimah saat masih kelas 5 sekolah dasar. Kemampuan semakin terasah saat pada kelas 3 SMP dia direkrut agency model. Setelah dilatih selama satu bulan, kemampuannya semakin matang dan sudah mulai banyak tawaran show.
“Untuk show sudah ke berbagai kota di Indonesia. Seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Manado, Medan, Jogjakarta dan Surabaya tentunya. Untuk di luar negeri pernah show ke Singapura. Sempat dapat tawaran ke Amerika Serikat tapi waktu itu kelas 3 SMA dan mendekati ujian nasional. Jadi tawaran itu terpaksa saya tolak,” katanya.
Lulus SMA, Ayu ingin meneruskan karirnya ke Jakarta. Tapi lagi-lagi orang tuanya melarang. Sang mama ingin putrinya kuliah di Surabaya. Karena mendapat larangan itu, Ayu membuat keputusan mau kuliah jika hanya di Unair. Awalnya Ayu berencana saat tes masuk Unair ingin menjawab soal seenaknya saja agar tidak lulus. Tapi sebelum ujian masuk, Ayu mendapatkan kesempatan masuk Unair lewat jalur prestasi.
“Saat tahu ya campur senang dan tidak senang. Senang karena masuk Unair tanpa tes, tidak senangnya itu artinya harus tinggal di Surabaya. Tapi bagaimana lagi, pendidikan tetap nomor satu bagi saya. Harus saya selesaikan tepat waktu dan Alhamdulillah sekarang tinggal nunggu wisuda September nanti,” kata mahasiswi Fakultas Hukum Unair semester akhir ini.
Selama berkarir di dunia model, Ayu mengaku mendapat support dari orang tua walaupun awalmya sempat tidak direstui. “Dukungan mama dan papa sangat luar biasa. Bermula tidak disetujui lalu dapat restu itu sudah perhatian yang sangat luar biasa. Dulu saat show ditungguin. Papa juga selalu mengingatkan jangan lupa salatnya saat show,” ungkapnya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, pemilik tinggi badan 179 dan berat badan 57 kg ini akan meneruskan karirnya ke Jakarta yang sempat tertunda. Rencananya pada Agustus nanti ia akan hijrah ke Ibu Kota. Disana, dia sudah ditunggu sejumlah show sepeti Jakarta Fashion Week.
“Di Jakarta saya ikut agency JIM Models Jakarta. Untuk di Surabaya saya gabung MC Models Management Surabaya yang telah membesarkan saya seperti sekarang. Secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih pada MC Models Management,” ujarnya.
Sementara itu, ayahanda Ayu, H R Sigit Purwanto SIP MIP mengaku mendukung apa yang dicita-citakan putrinya. Sebagai orang tua hanya pasti memberikan dukungan atas pilihan yang telah dipilih anaknya. “Memang awalnya kami menentang keinginan Ayu untuk menjadi model. Tapi Ayu bisa memberikan jawaban atas ketidak setujuan kami. Dia bisa menjaga diri dan berprestasi. Tidak hanya nasional bahkan internasional seperti di Korea beberapa waktu lalu,” tutur pegawai Bank UMKM Jatim ini.
Sigit mengaku juga mendukung keinginan Ayu untuk hijrah dan meneruskan karirnya di Jakarta. Apalagi saat ini Ayu sudah dewasa dan menyelesaikan kuliahnya sebagai sarjana hukum. Sebab bekal pendidikan formal sangatlah penting untuk ke depannya.
“Bagaimanapun pendidikan formal itu penting. Dulu kami tidak setuju karena takut mengganggu sekolahnya. Tapi semua berjalan lancar hingga dia bisa masuk Unair lewat jalur prestasi. Setelah ini, saya mendukung cita-citanya yang ingin menjadi Putri Indonesia. Pada 2017 dia pernah ikut tapi levelnya masih Jatim. Dia juara dua. Tahun depan dia ingin ikut lagi. Mudah-mudahan bisa juara,” tandasnya. [iib]

Tags: