Putting Beliung Terjang Desa Tambakrejo, Waru, Sidoarjo

Kondisi Desa Tambakrejo, Waru, Sidoarjo paling parah. [hadi suyitno/bhirawa]

(Tabung Elpiji dan Galon Air Mineral Terbang Tersapu Angin)
Sidoarjo, Bhirawa
Tabung gas elpiji 15 kilo dan galon air mineral seperti debu tertiup angin, hilang tanpa bekas, saat toko klontong Ny Umi di Desa Tambakrejo, Waru, disapu puting beliung, saat hujan deras, Rabu (22/11) sore lalu.
Sehari sebelum bencana puting menerjang Desa Tambakrejo, toko kecil ukuran 2,5 kali 2,5 meter yang bangunannya sudah lumat itu, baru mendatangkan 20 tabung elpiji besar dan 24 galon mineral. Barangnya masih utuh karena belum ada yang terjual. Toko yang juga ditinggali sebagai rumah biasanya ramai pembeli tetapi karena mendung gelap membuat pelanggannya enggan mampir.
Mendung tebal dari barat rumahnya mulai menimbulkan kecemasan dimulai dengan datangnya angin kencang yang membawa terbang dedaunan dan ranting kering. Makin lama angin berhembus amat kencang dan awan makin tebal dan gelap, sore yang masih pukul 15.00 terasa seperti malam.
Rohmat yang masih family Ny Umi, melihat gelagat bahaya ketika melihat pusaran awan dari barat rumahnya. Empat keluarga yang berada di komplek rumah desa diminta ke luar rumah dan membawa barang penting saja. Situasi menjadi makin mencekam, ketika puting mulai menghajar bangunan rumah, mulai genteng rumah, pohon tumbang satu per satu. Jeritan dan takbir warga bersahutan mengiringin embusan dahsyat puting yang merontokkan satu persatu bangunan yang dilewati.
Dari 20 tabung elpiji besar itu hanya tersisa empat tabung, sedangkan 24 galon mineral tinggal empat galon yang masih utuh di toko yang atapnya sudah jebol semua. ”Saya nggak tahu ke mana galon dan tabung itu terbawa angin,” katanya.
Bukan hanya itu, uang dagangan Rp2 juta yang diletakkan di bawah meja juga ikut lenyap. ”Pendeknya pikiran kami bagaimana menyelamatkan diri dulu,” tandasnya.
Selama 5 menit hingga 10 menit, angin puting beliung berputar-putar di atas rumahnya. Tiga rumah yang dihuni empat KK milik keluarga Ny Umi itu sudah lenyap genteng dan atap rumah. Saat ini seluruh keluarga diungsikan di rumah saudara tak jauh dari Tambakrejo.
Kerusakan yang ditumbulkan dalam bencana ini tidak kalah dengan bencana puting beliung di Krian, beberapa waktu lalu. mobil yang rusak, korban luka berat dan ringan jau lebih banyak dibanding bencana di Krian. Lebih dari 200 rumah di Tambakrejo, Waru yang rusak parah.
Pabrik PT Mega Surya Mas, produsen minyak goreng, menjadi pabrik yang terparah diterjang angin itu. hampir 10% bangunan lama dan baru yang ambrol, butuh recovery lama untu memulihkan keadaan.
Humas pabrik, Ponco, mengaku bahwa puting beliung sempat mampir di atas pabriknya untuk 30 detik tetapi kerusakannya sangat parah. Saat itu manajemen berusaha mengamankan dan menyelamtkan pekerja dulu, dan untungnya tidak ada korban jiwa di dalam pabrik. ”Sakjane puting beliung iku mampir ngombe,” guraunya.
Ia menyebut, ini cara Tuhan menunjukkan kebesaran bahwa sebenarnya kita tidak mampu dan hanya pasrah kalau Tuhan sudah berkehendak.
Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo, Taufiqulbar, yang kemarin melhat dari dekat, menyatakan, bencana ini sangat parah dan perlu kecepatan Pemkab Sidoparjo mengeluarkan dana tanggap darurat. ”Masyarakat perlu bantuan mendesak, kerusakannya sangat parah. Rumah mereka sudah hancur. Listrik mati, harus dipikirkan tempat pengungsiannya,” pintanya. [hds]

Tags: