Putuskan Rantai Impor, Wujudkan Swasembada Pangan

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memimpin panen raya padi dengan mesin combine harvester di Desa Kepanjen Kecamaten Pace, Selasa (24/6).

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memimpin panen raya padi dengan mesin combine harvester di Desa Kepanjen Kecamaten Pace, Selasa (24/6).

Mentan Panen Raya di Nganjuk
Nganjuk, Bhirawa
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjamin stok pangan pada 2015 aman karena pada Juni ini dilakukan panen padi secara nasional di lahan seluas 1,39 juta hektare. Bahkan produktivitas pangan cenderung meningkat setelah kebijakan Presiden Joko Widodo yang menggelontorkan bantuan pertanian secara besar-besaran.
“Juni ini kita berhasil melakukan panen padi pada lahan 1,39 juta hektare di seluruh Indonesia. Jadi, stok pangan dapat dipastikan aman,” kata Amran setelah memimpin panen raya di Desa Kepanjen Kecamaten Pace Kabupaten Nganjuk, Selasa ( 23/6).
Menurut Amran, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2015, tak kurang dari Rp 16,9 triliun dianggarkan untuk membiayai pertanian. Diharapkan pada 2016 jumlahnya meningkat menjadi Rp 30 triliun guna mewujudkan swasembada pangan nasional.
Amran menjelaskan, bantuan akan difokuskan pada pengembangan tujuh komoditas pokok yang meliputi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang, gula, dan daging. Tujuh komoditas itu akan dikembangkan bersama-sama, tanpa ada lagi egoisme sektoral.
Untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, panen raya padi meliputi lahan seluas 218 hektare. Padi yang dipanen menggunakan bibit ciherang dan towuti. Lahan panen raya itu merupakan yang terluas secara nasional pada Juni 2015. Kabupaten Nganjuk menempati peringkat keenam dalam daftar pencapaian produksi pangan nasional dalam panen raya ini.
Selain melakukan panen raya, Amran memberikan bantuan peralatan pertanian berupa 18 kendaraan panen (combine harvester) dan 12 pompa air. Peralatan tersebut langsung diberikan kepada kelompok tani di Nganjuk dan bisa disewakan kepada kelompok tani lain yang tak mendapat bagian.
Menteri Pertanian berharap bantuan pemerintah untuk petani bisa menekan biaya produksi dan mengurangi potensi kehilangan panen petani. Bahkan waktu panen dengan alat bantuan pemerintah dapat dipersingkat. Diungkapkan Amran, melakukan panen padi di lahan 1 hektare secara manual membutuhkan waktu hingga dua pekan. Namun waktu itu bisa dihemat menjadi setengah hari jika menggunakan combine harvester. “Potensi kehilangan hasil produksi bisa ditekan dari 10,2 persen menjadi 8 persen jika panen menggunakan sistem mekanis. Sehingga efisiensi produksi pertanian dapat dicapai,” tandas Amran di sela-sela dialog dengan petani di Desa Kepanjen.
Amran mengakui, sebagai anak petani dan setelah dia keliling di lebih dari 200 kabupaten di Indonesia, semakin memahami kondisi dan nasib petani. ” Harus ada perbaikan, Saya tidak rela karena itu mengkhianati saudaraku para petani di seluruh Indonesia. Untuk itu rantai impor harus diputus,” tegas Amran.
Ikut mendampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman, antara lain Bupati Nganjuk Taufiqurrahman, anggota Komisi IV DPR RI Guntur, dan Wakil Ketua Komite II DPD RI Ahmad Nawardi, serta sejumlah unsur pemerintah lainnya.

Tingkatkan Produksi Pertanian
Bupati Nganjuk Taufiqurrahman berkomitmen untuk meningkatkan produksi pertanian di Kabupaten Nganjuk untuk mewujudkan program swasembada pangan.
“Untuk padi, ada 30 ribu hektare siap panen. Selama ini, tidak ada hambatan dalam proses tanam, dan semoga sampai panen tidak ada penyakit yang menyarang tanaman padi,” katanya di sela-sela mendampingi kunjungan Menteri Pertanian di Nganjuk.
Ia mengatakan luas tanah di Kabupaten Nganjuk mencapai 42 ribu hektare dan sebagian besar ditanami padi. Selain itu, ada 47 ribu hektare kawasan hutan, dan selebihnya 13 ribu hektare untuk infrastruktur.
Kabupaten Nganjuk mendapatkan peringkat sebagai daerah terbaik nomor enam se-Indonesia untuk produksi padi. Prestasi itu merupakan kerja keras dari semuanya baik petani sebagai yang menanam serta upaya pemerintah memperbaiki berbagai sarana dan prasarana. Ia juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan combine harvester atau mesin panen padi maupun pompa air dari pemerintah. Hal itu bisa sebagai stimulan, agar ke depan produksi juga lebih baik.
Untuk saat ini, ia berharap pemerintah juga segera merealisasikan rencana membangun waduk semantok di Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Pembangunan itu untuk mencukupi kebutuhan air di Nganjuk sebelah utara. Jika terealisasi, nantinya waduk itu bisa mencukupi air untuk empat kecamatan, yaitu Rejoso, Gondang, Lengkong, serta Jatikalen.
Produksi pertanian di Kabupaten Nganjuk juga relatif lebih bagus pada 2015, di mana sebelumnya produksinya hanya 6,7 ton per hektare, dan saat ini menjadi 7 ton per hektare.
Sementara itu Kepala Seksi Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Agus Yuni mengatakan produksi pertanian ini bagus, karena dukungan cuaca. Hujan pun juga terjadi, namun segera surut sehingga tidak sampai membuat padi membusuk.
Ia juga mengatakan, selama musim tanam di musim penghujan pertama ini, luas serangan hama potong leher sekitar 80 hektare baik dengan intensitas sedang ataupun berat. Sementara itu, untuk hama wereng hanya sekitar 12 hektare baik sedang ataupun berat.
Tingkat serangan itu dinilai tidak akan terlalu mengganggu hasil produksi pertanian padi, mengingat luas serangan yang masih minim jika dibandingkan dengan luas lahan yang panen.
Ia juga mengatakan, dinas juga langsung bertindak dengan adanya laporan serangan hama itu, salah satunya pemberian obat yaitu disemprot dengan fungisida. Dengan tindakan itu, intensitas serangan hama bisa dikurangi. [ris]

Tags: