PWI Jawa Timur Gelar Workhsop Jurnalistik

Para pemateri memberikan wawasan kepada peserta Workshop Jurnalistik yang digelar oleh PWI Jatim di Hotel Novotel, Surabaya, Kamis (19/7) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Kelapa Sawit Jadi ‘Primadona’ Indonesia Meski Diterpa Isu)

Surabaya, Bhirawa
Informasi yang mengarah pada konten negatif dan berbau fitnah tak hanya terjadi di kancah politik. Namun, pada sektor bisnis pun sering kali terjadi. Tak terkecuali di industri Kelapa Sawit yang kini mulai mendominasi di Indonesia.
Oleh karenanya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur bekerjasama dengan PWI Pusat menggelar workshop Jurnalistik di hotel Novotel, Surabaya, Kamis (19/7) kemarin. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan jurnalis, blogger, pers kampus dan netizen dengan pembicara yang berkompeten.
Yakni, Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Kanya Lakshmi Sidarta, Sekretaris PIH Universitas Airlangga (Unair) Dr Imron Mawardi dan Muhammad Ihsan selaku Pemimpin Umum Warta Ekonomi.
Dalam diskusinya, Sekjen GAPKI, Lakshmi mengatakan bahwa kontribusi industri Sawit terhadap Indonesia sangatlah banyak. Seperti menciptakan lapangan pekerjaan, nilai ekspor lebih tinggi dari minyak dan gas hingga menghemat 1,1 Miliar USD atau Rp 14,83 Triliun pada tahun 2016.
“Negara Indonesia memang sudah serius untuk mengembangkan Bioenergi. Sebab, Kelapa Sawit kita sangat mendominasi meski ‘anginnya’ (serbuan berita negatif, red) sangat luar biasa,” ungkapnya.
Menurut dia, wilayah Papua menjadi lokasi strategis dan berpeluang besar terkait penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bahkan, pihaknya memiliki harapan bahwa lahan pertanian kelapa sawit bisa mencapai 14 juta hektare.
“Karena kelapa sawit sendiri merupakan sumber daya alam yang sangat kompetitif. Kontribusinya dalam devisa ekspor di Indonesia sebesar 22,97 Miliar USD pada tahun 2017. Bahkan, ada 7,8 juta pekerja kelapa sawit di Indonesia,” jelasnya.
Lakshmi mengakui bahwa adanya informasi dan berita negatif sangat berdampak pada produksi kelapa sawit dan kondisi di pasaran. Padahal, kata dia, tanaman sawit saat ini tengah memasuki masa panen raya atau produksi puncak.
“Nah, karena adanya berita negatif itu sangat berdampak sekali. Cuma, dampak itu ada yang langsung dan bertahap. Karakter tanaman sawit kali ini memasuki masa bagus-bagusnya, puncak produksi dan panen raya. Kebetulan kondisi di pasar itu harga tidak semata suplay demand saja, memang banyak pengaruh juga,” paparnya.
Sementara, Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji mengatakan, GAPKI Workshop Jurnalistik kali ini menghadirkan tiga orang pembicara yang kompeten di bidangnya masing-masing. Dijelaskan juga bahwa kegiatan ini adalah untuk memberikan sarana untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan kepada para wartawan mengenai Sawit dan kontribusinya bagi pembangunan ekonomi suatu daerah.(geh)

Tags: