PWNU Sesalkan Putusan PKB Soal Duet Risma – Arzeti

Risma - Arzeti

Risma – Arzeti

PKB Jatim, Bhirawa
Rencana DPW PKB Jatim mengusung kembali Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan digandengkan bersama Arzeti Bilbina dalam Pilwali Surabaya 2015 mendatang mendapat kritikan pedas dari Pengurus Wilayah(PW) NU. Bahkan Rois Syuriah PW NU Jatim KH Miftahul Achyar secara terang-terangan menolak duet tersebut.
KH Miftah secara terang-terangan mengaku kecewa dengan sikap PKB yang tidak mengajak komunikasi dengan PWNU Jatim. Padahal PKB selalu diidentikkan dengan warga nadhiyin, seharusnya PWNU juga diajak bicara terkait usung mengusung calon yang akan dimajukan dalam Pilwali Surabaya.
“Seharusnya PKB tidak begitu saja meninggalkan kiai-kiai NU. Harusnya ada komunikasi dengan kami dan  tidak ujuk-ujuk sudah melontarkan nama dalam pilwali, tanpa ada sowan atau komunikasi. Apalagi PKB sudah mencuatkan nama Risma dan Arzeti, itu sangat mengecewakan kiai-kiai di PWNU,”tegasnya.
Bahkan kiai kharismatik ini mengakui  diusungnya Risma-Arzeti seperti mengindikasikan minimnya kader PKB di Surabaya maupun di Jatim. Apalagi sosok Arzeti merupakan kader yang belum berkeringat untuk PKB. Belum lagi perolehan suaranya di Pileg 2014 lalu saja tidak mampu membawanya untuk duduk di kursi DPR RI.
Terpisah,  Bendahara DPW PKB Jatim Badrut Tamam mengatakan NU tidak boleh disamakan dengan PKB. Mengingat NU merupakan organisasi kemasyarakat, sementara PKB adalah partai politik,  Karena itu, NU seharus memikirkan kemaslatan umat saja, dan tidak perlu memikirkan politik.
Meski demikian, tambahnya PKB tetap menampung aspirasi para kiai, ”Sebagai anak tentunya kita harus hormat kepada orangtua. Begitupula dengan PKB. Tapi dalam masalah politik seharusnya NU tidak harus ikut-ikutan, karena NU sebagai organisasi yang mengedepankan kepentingan dan kemalakatan umat,’tegas pria yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim.
Badrut mengakui selama ini PW NU Jatim dan PKB selalu berseberangan terkait Pilpres 2014 lalu. “Ingat dalam Pilpres PKB ke Jokowi, sedangkan PW NU ke Prabowo. Toh akhirnya Jokowi menang. Perbedaan itu dinamika sehingga perbedaan PKB dan PW NU merupakan dinamika berpendapat,”pungkasnya. [cty]

Tags: