R Ishartono, Penggagas Wisata Gunung Bunter

Wisatawan tampak asyik berswafoto dikawasan wisata Gunung Bunter Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, Situbondo. [sawawi]

Cocok untuk Berswafoto, Semakin Tenar Berkat Postingan di Medsos
Kab Situbondo, Bhirawa
Usia boleh tak lagi muda, tapi kaya gagasan dan pemikiran tak boleh kalah dengan muda. Prinsip hidup inilah yang dipegang teguh R Ishartono, seorang pensiunan guru di Situbondo. Meski sudah berusia kepala enam, dia berhasil menggagas pembangunan wisata pegunungan di Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, Situbondo. Berkat tangan dingin Ishartono, kini kawasan wisata alternatif yang berada di pelosok desa itu menjadi jujugan baru para wisatawan domestic. Menikmati indahnya pemandangan pegunungan pelosok desa.
Obyek wisata ini bermula dari niatan Ishartono yang ingin mewujudkan impiannya memiliki kawasan lahan tanaman bonsai. Ishartono lalu mengelola lahan miliknya seluas 2 hektare untuk sarana ladang bonsai. Setelah digarap, Ishartono bersama pekerjanya menata puluhan bahkan ratusan pot bunga bonsai di lokasi yang terletak di sebuah pegunungan bernama Bunter, tepat berada di Dusun Cerpat, Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, Situbondo. “Saya ikut menata pot bunga bonsai hingga tampak terususun rapi seperti saat ini,” jelasnya.
Lambat laun, usaha yang dirintis Ishartono berkembang pesat. Satu persatu, teman dan kolega dekat Ishartono semasa menjadi guru dahulu ikut berkunjung kesana. Keesokan harinya, tempat wisata Gunung Bunter mulai viral setelah teman dan sahabat dekat Ishartono memposting tempat wisata dadakan tersebut ke medsos.
Ishartono tidak pernah menyangka lahan usahanya itu akan menjadi objek wisata terkenal. “Tujuan awal saya hanya ingin memiliki tanah untuk selanjutnya dijadikan pusat budidaya tanaman bunga bonsai. Namun tanpa diduga tempat itu malah menjadi viral dan mulai menjadi objek wisata baru warga setempat,” aku Ishartono.
Setelah sempat viral di media sosial, wisata Gunung Bunter hingga kini mulai kebanjiran wisatawan lokal dan regional. Bapak dua anak itu mengakui, setiap hari sedikitnya ada 50 orang yang datang berkunjung ke Gunung Bunter. Karena dari hari ke hari pengunjung yang datang kian banyak, Ishartono bersama keluarga berinisiatif untuk menarik karcis. “Kami menarik karcis untuk satu orang hanya membayar Rp 1.000. Setiap hari kami menghasilkan uang sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu,” terang Isharsono.
Isharsono menambahkan, dari hasil penarikan karcis itu tidak semuanya masuk ke kantong pribadinya. Melainkan untuk pengembangan dan perbaikan fasilitas wisata Gunung Bunter. Kata dia, di lokasi Gunung Bunter juga banyak disediakan aneka asesoris berupa bola-bola kecil yang digantung diatas jalan setapak.
“Biasanya ada anak kecil yang menangis dan meminta bola tersebut. Lalu oleh orang tuanya diambil. Nah fasilitas itu pun kerap rusak. Dengan adanya uang karcis masuk itulah kami memperbaiki sarana bola yang rusak tersebut,” akunya.
Masih kata Ishartono, tujuan awal pembelian lahan di daerah pegunungan tersebut selain untuk budidaya bonsai juga untuk menciptakan kawasan baru yang sejuk sehingga cocok bagi tempat wisatawan. Dari lahan 2 hektare itulah, kini kawasan Gunung Bunter mulai tampak sejuk dan rindang sehingga pertumbuhan budidaya bonsai berkembang subur. “Itulah kenapa saya memilih budidaya disini,” ujar pria yang menjadi pelanggan juri pada perlombaan bonsai di level Provinsi Jatim itu.
Ishartono masih ingat betul sekitar Desember 2017 silam, para guru sekolah tempat ia dahulu mengajar datang berkunjung. Beberapa diantara mereka sempat memotret tempat tersebut lalu mempostingnya di medsos.
“Tempat ini sebelumnya memang sering digunakan untuk rapat oleh teman-teman guru. Bahkan beberapa diantara mereka banyak yang mengambil foto dan mempostingnya di medsos. Karena memiliki pemandangan yang bagus, sehingga sangat cocok untuk sarana swafoto warga. Bahkan laut Pelabuhan Jangkar masih terlihat dari sini,” jelas Ishartono.
Abdul Halik, rekan Ishartono mengakui, dikenalnya wisata Gunung Bunter berawal dari postingan-postingan di medsos. Tanpa disangka satu persatu masyarakat sekitar di Kecamatan Asembagus Situbondo mulai berdatangan. Semakin hari bahkan semakin banyak yang ikut berkunjung.
Akhirnya, atas inisiatif sang anak Ishartono, sepakat untuk merias dan mengelola tempat itu agar tampak lebih indah. “Kami bersama Ishartono mulai menata Gunung Bunter ini. Untuk menambah fasilitas, tentu kami butuh biaya. Setelah dirembuk dengan keluarga, kami pun mulai menarik karcis,” papar Abdul Halik.
Sebagai penambah fasilitas, lanjut Abdul Halik, Ishartono berencana untuk membuat wahana kolam renang. Dengan fasilitas kolam renang tersebut, urai Abdul Halik, diyakini tempat wisata tersebut akan semakin menarik animo pengunjung untuk datang.
“Rencana itu sebagai inovasi saja agar pengunjung lebih nyaman dan betah selama disini. Diharapkan Gunung Bunter ini akan menjadi jujugan wisata baru di Situbondo. Dengan ada kolam renang diatas bukit maka akan menambah kesemsem semua wisatawan yang berkunjung,” ucap Abdul Halik.
Dimata Abdul Halik, pembangunan wisata Gunung Bunter tersebut sama sekali tidak melibatkan bantuan dari pemerintah melainkan murni hasil kerja keras Ishartono bersama keluarganya. “Sama sekali tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Bahkan yang membantu mengelola serta yang menjaga lahan parkir ditangani sendiri oleh Ishartono. Termasuk usaha mendirikan warung makanan juga dikelola sendiri,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: