Gresik,Bhirawa
Radio Suara Gresik (RSG) kini tinggal nama. Sejak diboyong ke halaman belakang Kantor Pemkab Gresik beberapa tahun lalu, radio yang pernah membesarkan nama baik Pemkab Gresik itu nasibnya menyedihkan sekali. Selain antena pemancarnya roboh diterjang angin, tiang antenanya juga dipenuhi rumpat menjalar sampai ke atas.
Sementara itu, disisi lain Bagian Humas Setda Gresik selaku leading sector selama ini juga tak pernah peduli dengan nasib radio yang dulu bernama Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) itu. Mungkin bagi Bagian Humas dengan banyaknya media bermunculan sekarang, baik cetak maupun online, peran radio ini tampaknya dianggap sudah tak penting dan relevan lagi. Padahal, RSG sebelumnya punya peran dan andil besar dalam membangun pencitraan pemerintah daerah melalui program-program siaran yang disampaikan.
Tak hanya itu, melalui program yang disiarkan, seperti talk show, moco pat tiap malam dan tembang-tembang kenangan, sempat mengundang banyak pemirsa. Bahkan, sebelumnya juga ada program yang dikenal sekilas info. Setiap berita yang termuat di media cetak harian terkait berita seputar Grersik, tiap pagi juga diangkat kembali oleh radio milik masyarakat Gresik ini. Sehingga, tanpa harus berlangganan koran, masyarakat Gresik sudah bisa mendapatkan informasi seputar Gresik melalui berita yang dimuat media cetak.
Namun, kini radio yang sebelumnya disebut-sebut Hidup Enggan Mati Tak Mau, itu akhirnya kini harus mati. Sejak diboyong dari Jl Jaksa Agung Soeprapto ke belakang Halaman Kantor Pemkab Gresik, radio itu sudah tak pernah mengudara lagi. Meski secara kelembagaan masih ada dan tercatat sebagai aset daerah, namun RSG sudah tak pernah ada aktifitas. Kondisi ini berbeda dengan daerah lain.
Di saat kabupaten/kota lain berupaya menjadikan radio miliknya dari AM ke FM, Pemkab Gresik justru membiarkan RSG mati. Ironisnya, antena radio yang merupakan bantuan dari PT Semen Gresik (SG), penuh dengan rumput. ”Terus terang saya prihatin sekali dengan nasib RSG. Karena kini sudah tak pernah mengudara lagi,” tutur Thohari, mantan Kepala UPT Radio Suara Gresik (RSG) yang kini menjabat sebagai Lurah Kroman ini.
Matinya radio RSG itu karena tak adanya kepedulian saja dari Pemkab Gresik. Sebab, dari sisi anggaran jelas ada. Sejumlah karyawan bahkan merasa menjadi korban matinya radio itu. Sejak RSG tak mengudara, sejumlah mantan penyiarnya telah dipindah ke SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) lain.
Sementara, Kabag Humas Pemkab Gresik Suryo Wibowo belum bisa memberi banyak komentar terkait dengan RSG itu. ”Sebentar, saya masih rapat dengan Pak Bupati. Nanti saya telpon balik,” jawab Suryo. [eri]
Keterangan Foto : Antena Radio Suara Gresik penuh dengan rumput, bahkan sampai menjalar ke atas. [ kerin ikanto/bhirawa]