Ragam Etnik Jatim Ditampilkan Dalam Parade Musik 2017

UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur

Pemprov, Bhirawa
Pada penghujung tahun 2017, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur (Disbudpar Jatim) melalui UPT Taman Budaya Jawa Timur telah menyelenggarakan Parade Musik 2017 dengan menampilkan delapan grup musik yang telah melalui proses seleksi yang ketat.
Kedelapan grup musik yang mampu menampilkan performance garapan berbasis etnik/tradisi selama dua hari yaitu Jumat (15/12) dan Sabtu (16/12), adalah Art School Percussion dan Padepokan Seni Dewi Sekar Taji (Banyuwangi), Sa’wiroso (, Jiwa Nada, Panjak Hore, Panca Warna, , Niken Gandini, dan D’Cper Plat M.
Kepala Disbudpar Jatim, DR H Jarianto MSi mengatakan, parade musik ini telah dijadikan sebagai kalender event tahunan di UPT Taman Budaya Jatim. Untuk itulah, pihaknya akan terus mendorong supaya tidak kalah dengan bidang lain sehingga kurator dapat lebih banyak memilih komposer berkualitas di tahun mendatang.
Bahkan tahun depan, diharapkan kegiatan seperti ini lebih ditindaklanjuti agar masyarakat paham melihat tampilan komposer asal Jatim yang luar biasa. Terutama, di akademis bidang karawitan, ternyata mampu berkarya lebih dari apa yang diharapkan di kampus.
“Selama ini orang beranggapan jika pentatonik dan diatonik itu susah ketemu, tetapi ternyata para seniman muda kita yang sekarang mampu mempertemukan keduanya menjadi karya yang luar biasa,” katanya.
Sebelumnya, Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur, Sukatno SSn MM mengatakan, parade musik baru pertama kali digelar di TBJT. “Tidak mudah memilih komposer dan menyuguhkan karya musik seperti ini. Dengan karya musik dalam bentuk parade kontemporer, diharapkan lahir komposer berbasis etnik di Jatim,” paparnya.
Dikatakannya, seni musik garapan berbasis etnik perlu didorong ke permukaan sebagai upaya pengembangan dan memodernisasi musik – musik tradisi yang sangat kaya akan jenis dan ragamnya. Untuk itulah dipilih tema “Menguntai Nada Membangun Harmoni dalam Keberagaman”, yang mampu menampilkan karya para komposer muda dan senior.
Ia berharap komposer asal Jawa Timur yang berbasis etnik seperti ini harus terus dihadirkan setiap tahun. “Jadi tidak hanya musik band saja. Komposer Jatim yang berorientasi pada etnik dan pengembangan tradisi ini juga harus rutin kita tampilkan,” ujarnya. [rac]

Tags: