Rahmat Muhajirin: PSBB Kabupaten Sidoarjo Perlu Dilanjutkan 14 Hari Lagi

Sidoarjo, Bhirawa.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di wilayah Kabupaten Sidoarjo layak dilanjutkan dengan menambah 14 hari lagi demi menuntaskan penyebaran Covid-19.
Kalau melihat angka-angka jumlah orang terdampak secara medis yang terus meningkat setiap harinya, maka ya harus dilanjutkan lagi. Tapi ini kembali pada kesiapan Pemkab Sidoarjo setelah mempertimbangkan kondisi masyarakat.
Seperti yang disampaikan anggota Komisi III DPR RI, Rahmat Muhajirin usai melakukan kunjungan ke Mapolresta Sidoarjo, Jumat (08/05) siang tadi dan berdialog dengan Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Saifuddin serta Kapolresta setempat, Kombespol Sumardji.
Menurut Rahmat ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan PSBB di kota delta. Yang pertama adalah lemahnya koordinasi pemkab Sidoarjo dengan jajaran dibawahnya dalam mensosialisasikan program-program terkait PSBB.
‘’Aparatur di level kecamatan, desa, RW dan juga RT kurang diaktifkan perannya sehingga hanya mengandalkan gerakan yang ada kabupaten saja. Padahal jika semuanya bisa bergerak bersama maka bisa jadi konsep PSBB akan berjalan lebih efektif,’’ katanya yang didampingi Sekretaris DPC Gerindra Sidoarjo, Sujayadi.
Warga Sidoarjo pun dinilainya juga kurang disiplin dalam mematuhi aturan-aturan pemerintah yang berkenaan dengan PSBB seperti menjaga jarak dengan sesama di ruang publik atau physical distancing, mencuci tangan secara teratur, penggunaan masker serta jam malam.
‘’Kalau warga bisa menumbuhkan sendiri budaya displin, mungkin nggak perlu ada PSBB. Masalah itulah yang sebenarnya harus dibenahi lebih dulu agar program penuntasan wabah covid-19 ini bisa sukses,’’ ujar suami dari Mimik Idayana, anggota DPRD Sidoarjo tersebut.
Meski begitu ia menilai masalah ini tidak boleh disikapi dengan pemberian sanksi yang lebih keras pada masyarakat yang kedapatan melanggar aturan tersebut. ‘’Dalam kondisi seperti ini jangan bicara soal sanksi. Masyarakat sudah menderita, jangan ditambah lagi. Tapi yang penting adalah bagaimana disiplin itu dapat menjadi kebiasaan yang membudaya. Silahkan dirumuskan sendiri caranya,’’ pungkas Rahmat Muhajirin.(hds)

Tags: