Raih Medali Emas Berkat Boongah Idea

Arinda Sa’adini Ahmada

Arinda Sa’adini Ahmada
Kearifan lokal jadi isu utama yang menarik perhatian siswa asal SMA Negeri 1 Gresik. Berkat karya inovasi Boongah Idea “Pesona Gresik Dalam Sastra dan Gambar” yang tertuang dalam Totebag, mug dan pouch yang dibuat, Arinda Sa’adini Ahmada ini sukses memukau juri dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) tahun 2018 lalu.
Karena itulah ia mampu meraih medali emas dan berhak mewakili Jawa Timur bersama Sembilan peserta lainnya di seluruh Indonesia untuk mengikuti Asia Youth Leaders (AYL) 2019 di Hanoi, Vietnam pada 17 hingga 24 Agustus 2019 ini.
Remaja yang akrab disapa Dini ini menceritakan ketertarikannya pada kearifan lokal dan potensi yang ada di Gresik. Bukan tanpa alasan, sebagai remaja yang besar di kabupaten Gresik ini, ingin memperkenalkan kekayaan lokal daerahnya. Di mana hal itu belum banyak diketahui masyarakat luar. Bahkan masyarakat nya sendiri.
“Karena saya hoby mendesain, jadi saya tuangkan kekayaan lokal daerah saya (Gresik) lewat berbagai souvenir. Seperti totebag, mug dan pounch,” jelas remaja kelahiran Surabaya, 19 Maret 2002
Adapun kekayaan lokal yang dimaksud adalah misalnya tari pundak mayang, kuliner pudak jubung bandeng, dan budaya ngopi.
“Di dalam desain souvenir itu saya siratkan sastra. Dan disetiap produksi ada narasi lewat informasi tag. Jadi sekalian memperkenalkan kekayakaan lokal itu ke wisatawan,”urainya.
Karya inovasi Boongah Idea “Pesona Gresik Dalam Sastra dan Gambar” ini diakui remaja kelas 3 SMA juga untuk menarik masyarakat luas atau wisatawan agar tertarik dengan Kabupaten Gresik melalui hasil desain yang dia buat. Apalagi, Gresik juga mempunyai potensi destinasi wisata seperti Pulau Bawean.
“Setiap kali saya ketemu orang luar Jatim, saya tanya tahu apa tentang Gresik. Jawabannya selalu identik Semen Gresik. Jadi prihatin gitu. Dan kebetulan saya hobi ngegambar. Jadi kenapa nggak ngenalin daerah saya lewat karya Boongah ini,” ujar putrid pasangan Ahmad Saifullah, Siti Zubaidah
Alhasil, tidak sedikit masyarakat yang ingin membeli Boongah Idea yang dia buat. Setip produk yang dia jual lewat pameran dan pemesanan, hampir 50 produk lebih yang terjual. Melihat antusias itulah, pihaknya berencana untuk mengembangkan produksi Boongah Idea dengan menggandeng UMKM di Gresik dan kerjasama dengan sekolah.
Kendati begitu, ia juga mengalami kendala saat proses produksi. Yaitu, waktu biaya printing kain tiba-tiba naik 175 persen. Alhasil dia mencari alternative printing lain dan berimbas pada ganti bahan kain. Sehingga harganya pun lebih mahal.
“Sekarang saya ingin fokus kelas 12 dulu. In sha Allah nanti, kalau ada kesempatan saya ingin meneruskan bisnis saya ini,” pungkas dia. [ina]

Rate this article!
Tags: