Rajin Menabung agar Saat Meninggal Tak Merepotkan Keluarga

Kepala Dinas Sosial Jatim Dr Sukesi Apt MARS saat mendengarkan curhat nenek-nenek lansia penghuni UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia (PSLU) Kabupaten Blitar.

Kepala Dinas Sosial Jatim Dr Sukesi Apt MARS saat mendengarkan curhat nenek-nenek lansia penghuni UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia (PSLU) Kabupaten Blitar.

Dinas Sosial Jatim Kunjungi Panti Lansia di Blitar dan Pandaan
Kabupaten Blitar, Bhirawa
Menikmati hari tua bersama anak dan cucu adalah harapan semua orang, sayangnya tidak semua orang bisa menikmati.  Salah satunya adalah Suwarti, penghuni UPT Pelayanan Sosial Lanjutan Usia (PSLU) Kabupaten Blitar. Dua tahun lalu, nenek yang kini berusia 72 tahun ini diantarkan anaknya untuk dititipkan ke PSLU. Alasannya, karena  tidak rukun dengan menantunya saat  tinggal bersama di Medan.
Dibanding penghuni  panti yang lain, Suwarti  terlihat lebih aktif dan ramah menyapa rombongan  dari Dinas Sosial Provinsi Jatim yang mengunjungi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PSLU) di Kabupaten Blitar, Sabtu (9/4) kemarin. Perempuan yang sore itu mengenaikan baju kebaya cokelat yang warnanya sudah memudar itu duduk di kursi kayu yang memanjang di depan pintu kamarnya.
“Saya tinggal di panti ini karena tidak punya keluarga di sini. Anak laki-laki saya di Medan. Saya pernah diajak ke Medan tapi gak kerasan dengan istrinya,” kata Suwarti mengisahkan awal mulanya tinggal di panti jompo.
Suwarti mengaku tiap bulannya dikirimi uang anaknya sebesar Rp 300 ribu. Sementara pada momentum Lebaran, biasanya dikirim anaknya hingga Rp 1 juta. Dari uang itu lanjut Suwarti, sebagian untuk beli jajan dan sebagian lagi ditabung. Ketika Bhirawa menanyakan ditabung untuk keperluan apa, sambil tersenyum Suwarti pun menunjukkan cincin emas dan gelang yang sedang dikenakannya.
“Uang itu saya saya belikan emas, harapannya kalau saya meninggal tabungan saya ini bisa digunakan untuk merawat saya dan untuk selamatan kematian saya. Saya tidak ingin saat meninggal nanti merepotkan keluarga yang ingin selamatan,” kata Suwarti dengan suara lirih.
Keseharian di panti jompo jelas Suwarti dilalui dengan menyenangkan. Bersama 58 orang penghuni lainnya, setiap pagi melakukan senam lansia. Usai senam lantas dilanjutkan dengan acara santai sesuai keterampilan dan minat masing-masing.
“Saya biasanya ikut bantu masak-masak di dapur, setelah jam 10-an  baru istirahat ke kamar,” jelas Suwarti.
Saat malam hari Suwarti dan penghuni lainnya ngobrol santai di depan kamar sampai rasa ngantuk datang.
“Saya gak suka nonton TV, habis makan malam biasanya kelesetan di depan kamar,” tutur Suwarti.
Ketika ditanya keluhan selama di panti, Suwarti dengan semangat mengeluhkan tentang betapa terganggunya para penghuni lansia atas kegaduhan yang sering ditimbulkan oleh para mahasiswa yang sedang PKL di panti tersebut.
“Mbak-mbak mahasiswi yang PKL itu kalau ngobrol saat pergantian shift jam 21.00 biasanya ramai banget,” keluh Suwarni. Keluhan senada juga diungkapkan punghuni lainnya Hana yang kebetulan duduk di sebelah Suwarti.
“Kalau terbangun akibat obrolan mbak-mbak PKL itu. Biasanya gak bisa tidur lagi sampai pagi, terus pusing,” kata Hana dengan wajah sewot.
Kepala Dinas Sosial Jatim Dr Sukesi Apt MARS saat ditemui Bhirawa di lokasi mengatakan ada beberapa UPT milik Dinsos Jatim yang menangani masyarakat lanjut usia. Kondisi masing-masing UPT jelas Sukesi, memang berbeda-beda dalam hal fasilitas dan tingkat layanan yang diberikan.
“Kami terus berupaya agar semua UPT milik Dinsos bisa memberikan layanan yang prima kepada masyarakat,” jelas Sukesi.
Terkait dengan tatacara bagi masyarakat yang ingin saudaranya bisa ditampung di panti lansia, Sukesi menjelaskan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan itu misalnya, berusia di atas 60 tahun yang memiliki masalah seperti berasal dari keluarga miskin, tidak memiliki keluarga, dari keluarga yang tidak harmonis, diasingkan keluarga dan sebagainya.
“Jadi tidak otomatis masyarakat yang datang kesini langsung kita terima. Tim teknis nanti yang akan melakukan verifikasi data,” jelas Sukesi.
Langkah verifikasi itu dilakukan agar para penghuni panti sosial adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan layanan. Selain mengunjungi UPT PSLU di Kabupaten Blitar, Dinsos Jatim lanjut Sukesi sebelumnya di hari yang sama juga mengunjungi UPT PSLU yang berada di Pandaaan.
Saat di UPT PSLU di Pandaan lanjut Sukesi, dirinya  mendapatkan keluhan tentang mulai habisnya lahan untuk pemakaman.
“Di UPT PSLU Pandaan saat ini tengah membutuhkan lahan untuk pemakaman. Lahan yang ada selain sudah sempit juga kondisi tanahnya berbatu,” kata Sukesi lagi.  Usai kunjungan nanti, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk merumuskan langkah- langkah berikutnya agar layanan di UPT menjadi lebih baik.
“Selain merumuskan solusi atas masalah yang dihadapi UPT, juga diharapkan ada langkah kreatif yang bisa meningkatkan kualitas layanan UPT yang dimiliki Dinsos Jatim,” tambah Sukesi lagi. [Wahyu Kuncoro]

Tags: