Rakor Pemkab Madiun-Forkopimda untuk Percepatan Penanganan Bencana

Bupati Madiun H. Ahmad Dawami (tengah) melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Forkopimda Kabupaten Madiun, membahas langkah-langkah percepatan penanganan pencegahan bencana diwilayah Kabupaten Madiun di ruang rapat Bupati, Kamis (22/10). [sudarno/bhirawa]

Pemkab Madiun, Bhirawa
Sebagai langkah kesiapsiagaan penanganan bencana diwilayah Kabupaten Madiun, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Forkopimda Kabupaten Madiun, membahas langkah-langkah percepatan penanganan pencegahan bencana diwilayah Kabupaten Madiun di ruang rapat Bupati, Kamis (22/10).

Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa Curah hujan ditahun 2020 meningkat 30 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadi perhatian penting pemerintah Kabupaten Madiun untuk melakukan percepatan penanganan pencegahan bencana diwilayah Kabupaten Madiun.

“Saat saya turun kelapangan menyusuri sungai, ternyata di sungai banyak sampahnya. hal ini dapat mengakibatkan tersumbatnya saluran. Kita harus segera lakukan pembersihan sungai, jangan sampai kedahuluan hujan. Penanganan bencana harus dilakukan bersama-sama, kita yang punya gawe nantinya masyarakat juga ikut berpartisipasi dengan kerja bhakti dilingkungannya,” ungkap Bupati Madiun saat rakor bersama forkopimda Kab. Madiun

Perlu adanya sosialiasi yang benar kepada masyarakat untuk menghilangkan mitos bahwa pempers bayinya bila dibakar akan “suleten”.

“Memang sulit menghilakan mitos ke masyarakat, namun bila kita lakukan sosialiasi dengan benar, mereka insyallah dapat memahami, ini tanggung jawab Lingkungan Hidup untuk segera melakukan sosialisai dan juga ketersiadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di dekat-dekat fasilitas umum. Pempers ini bila dibuang disungai, itu pastinya akan dimakan ikan dan ikan itu akan membawa panyakit bila dikonsumsi,” jelas Bupati.

Tak hanya itu, bambrongan-bambrongan (Pohon Bambu) yang ada disungai juga harus di bakar, karena bambrongan itu dapat menyebabkan tersendatnya aliran air. “Harga pring (bambu) itu tidak sebanding dengan perbaikan tanggul atau bencana banjir yang pernah kita rasakan tahun lalu,” ujar Bupati.

Direncanakan, Sabtu, (24/10) akan dilaksanakan giat apel bersama dalam rangka percepatan penangan bencana di wilayah Kabupaten Madiun dan dilanjutkan Kerja Bhakti.

“Penanganan bencana memang harus dilakukan bersama tak hanya pemerintah, TNI/Polri dan Masyarakat, namun perusahaan-perusahaan yang ada diwilayah kabupaten madiun juga ikut serta penanganannya. Kita akan lakukan apel bersama dilanjutkan pembersihan lingkungan dan sungai,” tegas Bupati Madiun.

“Kita harus mempersiapkan penanganan mengadapi bencana sejak dini. Kelau kita siap sekarang, insyallah kedepannya mudah dalam menghadapinya. Yang pertama kita siapkan posko tanggap bencana dan kita buat piket personil dalam tiga pilar yakni BPBD, Kacamatan, polsek dan koramil serta kesiapan peralatan untuk mengahadapi bencana. Dan yang terpenting kita juga harus menjaga personilnya untuk selalu menjaga protokol covid-19,” ungkap Kapolres Madiun. [dar]

Tags: