Rakyat Ingin Keluarga Cendana Ambil Alih Golkar

Siti Hediati Hariyadi

Siti Hediati Hariyadi

Jakarta, Bhirawa
Politisi Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengatakan, sejumlah kader daerah menginginkan keluarga mantan Presiden Soeharto (Cendana) mengambil alih kembali partai beringin tersebut untuk menyudahi konflik internal.
“Ini karena tidak selesai konfliknya, daerah-daerah bilang keluarga Pak Harto (Soeharto) saja yang ambil, dioper gitu. Ada yang menyuarakan begitu,” katanya dijumpai di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis.
Titiek enggan menyebut dari daerah mana saja suara-suara itu muncul. Namun, dia menekankan keluarga Soeharto tidak mengiyakan atau menolak permintaan itu.
“Ada suara-suara begitu. Kita tidak bilang ya mau ambil atau bagaimana. Kita ya sedapat mungkin ingin diselesaikan damai, karena tidak semudah itu (keluarga Cendana) mengambil alih,” kata dia.
Bagi Titiek, seluruh kader Golkar adalah saudara. Polemik yang terjadi belakangan, menurut dia, disebabkan adanya oknum di luar partai yang memanfaatkan konflik Golkar untuk kepentingan sendiri.
”Kita dari keluarga (Soeharto) prihatin kok Golkar yang begitu besar berkiprah begitu lama sekarang ribut dua kubu. Jangan sampai Golkar ditunggangi. Kalau Golkar rusuh kita tidak bisa ikut pilkada, dan partai lain akan menjadi lebih besar (perolehan suaranya),” kata dia.
Kemunculan Tommy Bukan Perintah Aburizal
Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Nurdin Halid menyatakan kemunculan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) ditengah-tengah polemik partai berlambang pohon beringin itu, bukan merupakan perintah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.
“Ini bukan perintah dari Aburizal Bakrie,” kata Nurdin Halid di Jakarta.
Nurdin mengatakan Tommy Soeharto merupakan kader sekaligus anak kandung pendiri Partai Golkar, yakni Presiden RI ke-2 Soeharto. Sehingga kemunculan Tommy sebagai wujud empati terhadap polemik yang melanda partai beringin adalah hal yang wajar dan lumrah.
“Ketika perjalanan Golkar sudah menyimpang dari ide dasar, sebagai anak pendiri tentunya mempunyai kewajiban untuk meluruskan, jangan sampai para pelaku menyimpang dari ide dasar didirikannya Partai Golkar,” kata dia.
Menurut Nurdin, saat ini kondisi Golkar sangat genting, karena Golkar tidak berada diatas rel dan marwah organisasinya ini sudah diintervensi oknum Pemerintah maupun oknum non-Pemerintah.
Nurdin menekankan Partai Golkar mempunyai andil yang luar biasa di era reformasi dengan melahirkan 59 persen pemimpin di Indonesia untuk bupati, gubernur dan walikota, serta pimpinan DPD.
“Artinya itu sebuah fakta keberhasilan Partai Golkar untuk melahirkan pemimpin. Dengan ini apakah kita rela ada orang yang menginjak Partai Golkar yang lahir dari kepalsuan dan kebohongan. Pak Tommy mau melihat bagaimana proses demokrasi berjalan diatas rel, dan itu wujud keprihatinan beliau bahwa Golkar sudah diobok-obok,” terang Nurdin.
Sebelumnya politisi Golkar Tommy Soeharto dikabarkan mengusulkan dilakukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk menyelesaikan polemik internal partai beringin. Nama Tommy lantas disebut-sebut untuk maju sebagai calon Ketua Umum Golkar pada Munaslub itu, agar Golkar diambil alih trah Soeharto.  [ant.ira]

Tags: