Ramadan Ajarkan Sikap Amanah dan Toleransi

Oleh:
Ach Nurcholis Majid
Alumnus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dosen di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien

Inti setiap ibadah dalam Islam adalah terbentuknya kualitas manusia yang luhur. Tidak terkecuali puasa Ramadan. Ketika perintah salat disampaikan, Allah mengharap agar muslim yang salat dapat meninggalkan perbuatan keji dan mungkar.
Begitu juga dengan perintah puasa, seorang muslim diharap dapat menjadi pribadi yang bertakwa. Bagi sebagian ulama, takwa disebut sebagai sikap kehati-hatian yang melahirkan tindakan-tindakan luhur. Sehingga tidak berlebihan, jika puasa diumpamakan sebagai sekolah bagi jiwa seorang muslim.
Di antara pendidikan yang diajarkan dalam sekolah Ramadan, adalah terciptanya sikap toleransi dan sikap amanah yang mengarah pada persatuan. Tidak berlebihan jika seorang yang berpuasa, tetapi dalam kehidupannya tidak dapat melaksanakan tindakan sebagai muslim toleran dan amanah, belum disebut sebagai seorang yang berpuasa, kecuali hanya menahan rasa lapar dan dahaga.
Dalam pendidikan Ramadan, sikap toleransi bukan pandangan searah, sehingga persoalannya bukan yang tidak puasa harus menghargai yang berpuasa atau sebaliknya. Tetapi toleransi yang dimaksud, adalah adanya mutual understanding yang betul-betul baik. Antara yang berpuasa dan yang tidak berpuasa, menghargai satu sama lain dengan pemahaman bahwa ada batas-batas yang perlu dilperhatikan dan tidak boleh dilanggar keduanya.
Persoalannnya bukan lagi siapa yang harus lebih dihargai. Perintah puasa adalah wajib, tetapi pada batas tertentu, seorang yang memiliki udzur diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya pada hari-hari yang lain. Tetapi walau pun demikian, seorang yang udzur tidak boleh serta merta mengumbar dispensasi yang diberikan di depan orang yang berpuasa.
Mutual understanding seperti ini yang diajarkan dalam pendidikan Ramadan. Sebuah toleransi yang tidak memberikan keistimewaan apa pun kepada sebagian kelompok untuk berbuat di luar batas keluhuran. Sebab, Rasulullah pun mengancam, berapa banyak orang yang dalam puasanya tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya rasa lapar dan dahaga.
Ancaman bagi yang berpuasa, adalah sebuah ancaman dikarenakan sikap yang dimilikinya tidak menampakkan hasil dari ibadah puasa yang dilakukannya. Pelajaran yang kedua dalam puasa, adalah sikap amanah. Seorang yang berpuasa, hanya memiliki tanggung jawab dengan Allah. Hanya Allah semata yang tahu seseorang benar-benar berpuasa atau tidak. Sikap amanahnya dapat dilihat dengan ibadah puasa. Sebab, puasa memang benar-benar rahasia.
Hanya yang dapat memegang amanah dengan kuat, yang dapat berpuasa secara baik. Misalnya, seorang yang berpuasa boleh jadi menahan rasa lapar dan dahaga, tetapi belum tentu dia menahan pandangannya atau lisannya dari perbuatan yang merusak kualitas atau bahkan membatalkan puasanya.
Letak kesulitan terbesar orang yang berpuasa adalah sikap amanah. Pendidikan ini yang ingin benar-benar dipupuk oleh Allah dalam jiwa seorang muslim. Sebab, bukan tidak sedikit, penyakit utama bermasalahnya suatu tatanan sosial karena hilangnya sikap amanah. *

Tags: