Oleh :
Ani Sri Rahayu
Pengajar Civic Hukum (PPKn) Universitas Muhammadiyah Malang
Bulan Ramadan adalah bulan kebersamaan. Suatu bulan yang mengajari manusia akan pentingnya arti persaudaraan dan silaturahim. Bulan suci Ramadan menjadi refleksi bersama anak bangsa untuk saling mempererat tali persaudaraan sesama anak bangsa.
Melalui bulan suci, kita belajar hidup berbagi satu dengan lain. Belajar memahami arti kebersamaan dan pluralitas sebagai suatu keniscayaan. Setiap umat meyakini bahwa Tuhan selalu hadir di segala kehidupan ini. Refleksi bersama dapat diarahkan agar semua umat beragama di negeri ini berhasil menata keadaban jiwa kemanusiaan agar mampu mengaktualisasikan nilai persaudaraan.
Nilai persaudaraan akan aktual dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berhasil meninggalkan ‘keakuan’ dan menuju hidup bersama dalam ‘kekitaan’. Umat beragama bersama-sama menghadapi masalah kemiskinan, kebodohan, penindasan, dan korupsi.
Semua itu menjadi tanggung jawab semua. Bukan lagi urusan sebuah agama melainkan kita diajak untuk menata keadaban publik yang bisa memberikan optimisme membangun masa depan bangsa di tengah makin memburuknya ketidakluhuran budi akhlak elit politik negeri ini.
Kita membutuhkan sebuah lompatan pemikiran yang tidak hanya bersikap reaktif serta hanya mementingkan kelompok tertentu. Dalam hal ini dibutuhkan keseriusan semua elit politik untuk duduk bersama dalam menyikapi berbagai fenomena kekerasan yang potensial mengancam kehidupan bersama sebagai bangsa akhir-akhir ini marak. Spirit Ramadan bisa menjadi titik pertobatan nasional dalam rangka menata keadaban publik bangsa ini demi nilai kemanusiaan.
Puasa adalah momentum tepat yang membuat kita mampu mengendalikan diri dari nafsu yang kerap menggoda. Puasa diharapkan bisa membangkitkan kembali nilai kemanusiaan yang makin terpinggirkan. Nilai kemanusiaan yang makin kehilangan maknanya sebagai basis perilaku manusia.
Melalui Ramadan dan pendidikan multi kultural inilah saat yang tepat menjadi momentum yang mampu menggugah dan membukakan pikiran kita melalui semangat ukhuwah dan silaturahim saat ini, mampu membimbing dan menguatkan rasa persaudaraan, baik sesama muslim maupun non muslim, baik yang berbeda suku maupun ras. Semua itu demi menjalin rasa persatuan dan kesatuan bangsa ini. Dengan begitu kita berharap, momentum Ramadan kali ini bisa menambah kedewasaan dan penghargaan terhadap perbedaan. *
