Ramadan dan Idulfitri Bersama Covid-19

Abd Hakim

Oleh:
Abd Hakim
Kasubbag Kesejahteraan Sosial Bag. Kesra Setda Dosen Fakultas Agama Islam Umsida

Bulan Ramadan adalah bulan mulia, bulan penuh berkah dan bulan yang lebih baik dari pada seribu bulan, setiap muslim senantiasa menantikan datangnya bulan suci ini. Tahun 1441 H, saat penulis mengirim file ke redaksi, Ramadhan sudah berlalu selama satu pekan, ada rasa bahagia sekaligus khawatir dan rasa takut saat umat Islam menjalani ibadah puasa dan sebentar lagi akan beridul fitri dalam suasana berbeda dengan tahun sebelumnya, seiring adanya pandemi wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Misalnya dalam pelaksanaan ibdah salat Jumat, rawatib, salat tarawih dan salat idulfitri. Namun sebagai warga negara yang baik serta dalam upaya memutus mata rantai wabah corona di masa darurat perlu ikuti pedoman Ramadan dan Idulfitri sebagaimana yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Pusat melalui Surat Edaran No.6/2020, Peraturan Gubernur Jatim nomor 18 dan Peraturan Bupati Sidoarjo nomor 31 dan nomor 32 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penanganan Covid-19.
Dari berbagai media diberitakan bahwa Corona bisa menyerang siapa saja; tua, muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, muslim, non muslim, orang yang shalat, orang yang tidak shalat, siapa pun tanpa terkecuali bahkan di Sidoarjo pertanggal 27 April 2020 yang terpapar Corona sudah mencapai; ODP sebanyak 668 orang, PDP sebanyak 176 orang dan Pasitif sebanyak 81 orang termasuk 11 pasien dinyatakan meninggal dunia dan 7 dinyatakan sembuh.
Oleh karena itu dalam tulisan ini musibah dipandang dari sisi terminologi agama dengan mengacu ayat Aluran dan Sabda Nabi SAW, bahwa tidak ada musibah apapun yang menimpa seseorang berupa kebaikan maupun keburukan tanpa sepengetahuan Allah, kehendak, takdir dan kuasaNya.
Dalam ayat tersebut dilanjutkan barang siapa benar-benar beriman kepada Allah, maka hatinya akan ditunjukkan pada kebaikan, kesabaran, dan keridhaan atas musibah itu. Oleh karena itu selaku umat Islam kita harus meyakini bahwa setiap musibah datangnya dari Allah dan pasti ada nilai kebaikan.
Di antaranya adalah Corona memberi pelajaran bahwa kita harus menjadi orang yang selalu ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Corona memberi pelajaran kepada kita untuk banyak diam di rumah (stay at home), berdiam di rumah bisa bernilai ibadah dan memberi pahala jika didasari niat yang baik dan ikhlas, diam di rumah juga masih bisa tetap belajar, produktif dan juga menghasilkan.
Selain itu, Corona memberi pelajaran bahwa musibah mampu penghapus Dosa/Kaffarat, musibah Covid-19 yang hampir tiga bulan menimpa warga Sidoarjo dan penduduk lainnya adalah cara Allah dalam melebur dosa.
Corona juga memberi pelajaran kita untuk menjadi umat yang terbaik. Kehadiran Corona merupakan ujian terberat terutama saat menjalani puasa Ramadan, oleh karena mari kita hiasi hati dengan kesabaran dengan menjadikan ujian ini sebagai ladang untuk refleksi memperbaiki diri, dan sebentar lagi hadirnya hari raya idul fitri dengan tetap menjaga silaturrahmi meski tidak bisa berjumpa dengan keluarga/pulang kampung secara langsung, namun masih bisa melalui media sosial lainnya untuk sementara. [*]

Tags: