Ramadhan dengan Prokes Ketat

Oleh :
Masyhud
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang.

Ritual ibadah bulan Ramadhan 1442 Hijriyah tahun 2021 ini hampir dipastikan belum bisa dijalankan secara normal. Belum berakhirnya wabah pandemi Covid-19, masih menjadi ancaman. Namun, sejumlah kelonggaran sudah dibuat pemerintah salah satunya membolehkan Shalat Tarawih berjamaah di masjid lewat protokol kesehatan (prokes) ketat. Pasalnya, untuk menghadapi wabah atau bala ini, tidak hanya sekadar ikhtiar medical.

Wabah pandemi Covid-19 adalah musibah yang harus kita hadapi dengan kesabaran, sebagaimana disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang termaktub dalam (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157), yang artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Rangkaian ayat tersebut merupakan tuntunan komprehensif dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam menghadapi musibah, sebab bagaimanapun kita manusia tidak mungkin lepas dari musibah. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengisyaratkan agar manusia tetap berpikir positif dalam menghadapi musibah karena walaupun sebesar apapun musibah yang dirasakan sejatinya masih lebih sedikit dibanding besarnya rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada kita manusia.

Kita manusia akan keluar dari musibah itu asal kita bisa sabar menghadapinya, sebagaimana yang termaktub dalam surat Az-Zumar ayat 10 yang artinya,”Katakanlah hai hamba-hambaKu yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Itu artinya, kita sebagai umat muslim yang beriman, harus ada ikhtiar lain seperti bermunajat dan berdoa, serta meninggalkan kemaksiatan dan meningkatkan ketaatan dan doa karena orang berpuasa itu doanya mustajab. Termasuk saat melaksanakan shalat malam, witir, bertadarus Al-Quran itu saat beribadah dimana doa mustajabah, maka sangat disayangkan bila Ramadhan datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meraihnya dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih.

Termasuk, memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik- baiknya dengan mengindahkan regulasi yang ada dari pemerintah, serta tetap meminta ampun kepada Allah atas dosa yang telah lalu. Itu artinya, perkara protokol kesehatan mesti harus tetap dijalankan. Tidak ada halangan orang melaksanakan ibadah dengan menjalankan protokol kesehatan.

Ikhtiar dan kehati-hatian menjadi hal yang wajib karena menyangkut kepentingan bersama. Kuncinya kesadaran, terlebih kesadaran masyarakat untuk disiplin mengikuti prokes. Dengan begitu, ibadah shalat berjamaah bisa berjalan dengan baik dan kesehatan bisa tetap terjaga. Ramadhan karim, Ramadhan mulia, jangan terciderai dengan perilaku yang gegabah dan tidak disiplin.

Rate this article!
Tags: