Rancang Cypeda, Bangun Interaksi Anak Sekaligus Media Terapi

Elly Fitriana Soedjito

Elly Fitriana Soedjito
Di Surabaya, anak-anak dengan celebral palsy lebih tinggi jumlahnya dibanding disabilitas lainnya. Misalnya di Yayasan Pendidikan Anak Cacat,(YPAC) Surabaya, tidak sedikit siswa yang menyandang celebral palsy. Pemaparan data tersebut diutarakan oleh Elly Fitriana Soedjito, mahasiswa Desain Produk Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang akan diwisuda Sabtu ini membuat sebuah produk sepeda terapi bagi anak-anak dengan celebral palsy. Sepeda yang dinamakan cypeda ini awalnya hanya sebagai media interaksi anak dengan orangtua. Namun, karena dia aktif di laboratorium human centre desain milik ITS, kemudian Elly mengembangkan produk sepeda buatannya menjadi sebuah alat terapis.
“Kalau kita lihat, alat terapi kaki kan bermacam-macam. Ada treatmeal, sepeda statis dan pijatan. Kenapa saya gunakan sepeda untuk menerapi anak-anak dengan celebral palsy? agar mereka bisa berpindah-pindah. Lebih berdekatan dengan lingkungan sosial,” ungkap mahasiswa kelahiran Tulungagung, 9 Maret 1994 ini.
Lebih lanjut, orangtua menjadi lingkungan sosial terdekat bagi anak diharapkan mampu mengembalikan percaya diri anak-anak dengan celebral palsy.
“Anak-anak disabilitas, apalagi dengan celebral palsy ini kan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Nah, salah satu untuk menumbuhkan sikap percaya diri dalam lingkungan sosial adalah melalui orangtua. Karena orantua adalah lingkungan sosial terdekat bagi anak,” ungkap dia.
Putri bungsu dari pasangan Soedjito dan Yasniati ini menilai jika anak-anak dengan CP membutuhkan alat terapi yang menyenangkan bagi dunia mereka. sekaligus sebagai sarana pembelajaran. Dengan cypeda yang ia desain, anak-anak penderita CP dapat melakukan terapi pergerakan pada kaki.
“Cypeda ini saya desain untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Dengan mereka bersepeda akan membantu kakinya tidak kaku atau tegang. Selain itu, mereka akan belajar tentang lingkungan sosialnya dengan cara bernteraksi mengemudikan sepeda bersama dengan orangtua” tutur Asisten Laboratorium Human Centered Design Departemen Despro ini.
Elly Fitriana menuturkan, alam pembuatan cypeda ia juga jeli dalam menentukan komponen apa saja yang harus digunakan bagi anak-anak dengan CP. Misalnya modifikasi pada penyangga pinggang yang bisa dirotasi. Pedal pengayuh yang disesuaikan dengan ukuran kaki dan handel tangan yang di desain berbeda dengan dilengkapi gabus agar anak-anak dengan CP lebih nyaman.
“Dengan begitu orangtua bisa mengendalikan sepeda dari belakang. Sedangkan anak-anak mereka tetap bisa handel tangan dengan nyaman,” cerita perempuan berkerudung ini.
Diungkapkan Elly, dalam proses pembuatan cypeda sendiri, ia menghabiskan waktu selama satu tahun. Ia mengaku, jika lamanya proses pembuatan karena pematangan konsep, pengembangan bentuk dan produksi.
“Cypeda ini sudah saya ujicobakan ke anak-anak dengan CP di daerah Mojokerto. Hasilnya mereka cukup senang dan bahagi. Senyuman keceriaan terpancar dari raut wajah mereka,” ceritanya, menggambarkan kembali kesan pertama ketika diuji cobakan pada anak-anak dengan CP. Meskipun mendapat tanggapan yang cukup baik dari orangtua dengan anak-anak penderita CP, namun Elly mengatakan jika ada beberapa aspek yang nantinya akan dikembangkan dan disempurnakan. Seperti merapikan rangka bagian belakang sepeda.
“Semoga kedepan bisa terus dikembangkan dan disempurnakan agar bisa benar-benar digunakan untuk membutuhkan,” pungkas dia. [ina]

Tags: