Rangsang Minat Bisnis, Maba UC Pamerkan Kreasi Kuliner Indonesia

Yohanes Daniel Subroto menunjukkan menu kreasinya berupa Nasi Jinggo khas bali. [ adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Ciputra (UC) menjadi moment yang cukup berkesan bagi 1.000 pesertanya. Sebab, sejak awal mereka telah diarahkan untuk memulai langkah untuk merintis sebuah bisnis. Itu mereka tunjukkan melalui kreasi olahan bisnis kuliner dalam kegiatan berlabel ‘O-Week” kemarin, Senin (31/7).
Seperti yang ditunjukan Yohanes Daniel Subroto bersama timnya. Dalam acara itu kelompoknya menjual nasi kucing khas Bali yang biasa disebut Nasi Jinggo. Yohanes menjelaskan, dalam Nasi Jinggo ini terdapat ayam suir dan sambel.
Umumnya, nasi kucing ini disajikan dengan wadah daun pisang. Namun Nasi Jinggo buatannya disajikan lebih kekinian dengan cup yang biodegradable atau ramah lingkungan. “Selain kemasan, kami juga menambahkan keju yang akan membuat rasa nasi ini menjadi unik,” kata dia.
Peserta lainnya, Julia Caroline  menjelaskan tentang tema diversity (perbedaan) yang diambil dalam acara itu. Dia mengonsep dalam satu stage ada banyak varian macam kuliner nuansa khas Indoneisa.
“Kami punya sambal Thailand dan sambal matah. Persiapannya ke rumah salah satu teman, untuk eksperimen masakan disitu,” tutur dia.
Wakil Rektor Bidang Operasional UC Surabaya Victor Effendi menjelaskan, acara ini digelar untuk menunjukkan bahwa orientasi mahasiswa di UC jauh dari istilah perpeloncoan. Di sisi lain, kegiatan ini sengaja digelar untuk mengenalkan kepada mahasiswa bagaimana gambaran mengenai apa saja yang akan dirasakan dan dialami saat menjalani kehidupan perkuliahan di UC.
“Yang lebih penting, mereka dipersiapkan mental dan wawasan dasar untuk Entrepreneurship,” tutur Victor.
Dalam kegiatan O-Week, peserta akan mengikuti beragam program yang didesain untuk melatih kepercayaan diri, kreatifitas, dan kerja sama para trainee. Selain itu, mahasiswa dibekali dengan berbagai materi terkait ide kreatif dalam membuat startup bisnis dari beberapa pelaku bisnis sehingga pada akhirnya mahasiswa dapat merancang startup bisnis bersama kelompoknya.
“Saat ini ada 1.000 mahasiswa yang terbagi menjadi 100 kelompok sedang mengikuti agenda selling game. Mereka menyajikan berbagai kreasi bisnis yang mereka gagas bersama kelompoknya,” ujar Victor.
Victor mengemukakan, produk yang disajikan para peserta dengan dekorasi yang merupakan perpaduan budaya dari anggota kelompoknya. Kelompok dengan Business Model Canvas (BMC) terbaik akan diberikan kesempatan untuk melakukan pitching untuk mendapatkan apresiasi. [tam]

Tags: