Rapat Wali Kota dengan SKPD Dipindah ke Hutan Kota

Wali Kota Batu Eddy Rumpoko (berkacamata hitam) saat memimpin rapat bersama Kepala SKPD  di Hutan Kota Sultan Agung, Senin (6/10).

Wali Kota Batu Eddy Rumpoko (berkacamata hitam) saat memimpin rapat bersama Kepala SKPD di Hutan Kota Sultan Agung, Senin (6/10).

Kota Batu, Bhirawa
Wali Kota Batu Eddy Rumpoko mulai jengah mengetahui keberadaan hutan kota yang ada di Jalan Sultan Agung masih tak terawat. Senin (6/10), secara mendadak wali kota memindahkan penyelenggaraan rapat bersama SKPD di hutan kota. Selama beberapa minggu ke depan, wali kota akan tetap menggelar rapat walikota dan SKPD di hutan kota.
“Saat ini kita sedang mengadakan coffee morning (nama dari rapat rutin antara wali kota dengan para SKPD-red). Dan selama beberapa waktu kita akan terus mengadakan coffee morning di sini (hutan kota),”ujar Eddy Rumpoko, Senin (6/10).
Ia menyatakan keprihatinannya atas keberadaan Hutan Kota Sultan Agung yang kondisinya kurang terawat. Untuk itu dengan mengajak para kepala SKPD untuk menggelar rapat di hutan kota, akan memunculkan inspirasi dari kepala SKPD bersama staf untuk berpartisipasi merawat hutan kota.
“Saya telah menerima banyak masukan dari masyarakat bahwa hutan kota ini membutuhkan pengelolaan yang lebih serius lagi. Untuk itu saya instruksikan langsung untuk menata ulang hutan kota ini, baik itu penambahan PJU (Penerangan Jalan Umum-red), gazebo, maupun pengelolaannya,”tambah Eddy.
Tak cukup itu, orang nomor satu di Pemkot Batu ini juga memberikan instruksi langsung kepada semua SKPD. Isinya, usai pelaksanaan apel pagi, setiap SKPD akan mendapatkan jatah melakukan bersih-bersih dan perawatan hutan kota. Untuk itu pula, dalam rapat sekaligus inspeksi ke hutan kota, Eddy Rumpoko juga ikut mengajak Sekda Kota Widodo, dan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso.
Sekda Kota mendapatkan amanat dari wali kota untuk mengatur SKPD dalam perawatan bergilir hutan kota. Wali kota akan menindak tegas jika ada SKPD yang kedapatan tidak mengindahkan instruksinya ini.
Sementara, Kepala Bidang Pertamanan di Dinas Cipta Karya dan tata Ruang (DCKTR) Matali, mengatakan bahwa dalam musim kemarau kali ini menjadi beban perawatan yang berat terhadap hutan kota. Karena dalam waktu bersamaan, terjadi kerusakan terhadap mesin pompa air yang ada di hutan kota tersebut.
“Selama dua hari sekali, kita harus mendatangkan mobil tangki PMK untuk menyiram pohon di hutan kota ini. Namun saat ini pompa air tersebut sudah diperbaiki dan bisa segera difungsikan lagi,”ujar Matali. Ia membenarkan jika mesin pompa air di hutan kota ini sering macet, karena kedalaman sumur yang mencapai 200 meter dari permukaan tanah.
Menanggapi adanya pohon di hutan kota yang mati, Kepala Dinas Pertanian dan Kehuatanan Arif As-Shidiq, mengatakan pihaknya juga telah melakukan penggantian tanaman. Ada sekitar 11 pohon yang mati dan kini telah ditebang dan diganti dengan yang baru.
“Selain itu, untuk mempercantik hutan kota, kita juga akan melakukan penambahan tanaman bunga-bungaan dan tanaman buah. Ada sekitar 50 jenis tanaman buah yang akan kita tanam. Nantinya, ketika sudah berbuah masyarakat bisa ikut memetiknya,”tambah Arif. [nas]

Tags: