Rastra di Jombang Berjamur dan Menggumpal

Beras Rastra bantuan pemerintah berkualitas buruk yang di bagikan kepada warga Desa Pandanwangi, Diwek, Jombang, Senin (16/04). [Arif Yulianto]

Hanya Dijadikan Makanan Ayam dan Krupuk Puli
Jombang, Bhirawa
Bantuan Beras Sejahtera (Rastra) yang diterima warga RT 10 RW 4, Dusun Pandanwangi, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang di keluhkan warga setempat. Pasalnya, sejumlah Beras Rastra itu kondisinya bisa di katakan sangat buruk. Rastra yang di terima warga Pandawangi tersebut sudah menggumpal akibat menjamur.
Hal itu seperti yang di tunjukkan warga Pandanwangi, Beras Rastra kemasan 10 kilogram tersebut sudah menggumpal, kantong-kantongnya pun sudah banyak berlubang saat di di terima warga. “Dari Bulog, ngambilnya di Balai Desa, beratnya 10 kilogram untuk tiga orang. Berasnya seperti ‘Njamur’, tidak layak di makan,” kata Jaini (56), warga setempat saat di wawancarai sejumlah wartawan, Senin siang (16/4).
Perempuan paruh baya itu menambahkan, Rastra yang di bagikan memang gratis, namun kondisinya sudah sangat buruk saat di terima warga. Ia pun mengatakan, kondisi beras buruk dan tidak layak konsumsi tidak kali ini saja di terima warga. Pada pembagian terdahulu, kondisi beras yang di terima juga tak kalah buruknya. “Gratis, tiga kali ini gratis, (kondisi beras terdahulu) sama jeleknya. Tapi ya ‘ndak’ berani bilang. Tapi ya ‘ndak’ bisa di makan semua. Sudah tiga kali ini tidak layak di makan,” imbuhnya.
Ia dan warga penerima Rastra lainnya pun meminta kepada pemerintah agar memberikan, beras yang bagus dan layak konsumsi kepada warga. “Walaupun tidak seperti Bramu, asalkan putih bisa di makan gitu lho pak,” pintanya.
Karena kondisinya jelek dan berjamur, oleh warga, Rastra bantuan pemerintah itupun tidak di konsumsi dalam bentuk nasi. Warga memberikan beras tersebut untuk makanan ayam. “Buat makan ayam, kalau bisa ya tak bikin puli (kerupuk), tapi ya tetap masih bau,” tandasnya.
Ridwan, warga lainnya menambahkan, warga yang mendapatkan bantuan Beras Rastra buruk sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK) dan dua kali bermasalah. Ia mengaku belum melakukan komplain kepada pihak Pemerintah Desa setempat. “Belum, belum komplain, tadi ini mau komplain kita konfirmasi ke FRMJ (LSM) untuk minta pendampingan. Nanti katanya warga juga akan di kumpulkan di balai desa,” tambah Ridwan.
Di tambahkannya lagi, warga menginginkan untuk pembagian Rastra agar segera di bagikan jika bantuan tersebut sudah di ‘droping’ dari Bulog ke balai desa. Selanjutnya menurutnya, pihak desa juga mestinya melakukan penilaian terhadap kualitas Beras Rastra sebelum di bagikan kepada warga. Namun ia kurang mengetahui apakah setelah Beras Rastra tersebut datang, langsung di bagikan kepada warga ataukah masih di simpan terlebih dahulu di balai desa. “Kemungkinan ada masalah di lingkungan, sehingga pembagiannya di tunda,” lanjutnya.
Sementara itu, Haris Setyo Utomo, Kepala Desa setempat saat di konfirmasi terkait hal ini mengatakan, pihaknya tidak sempat mengecek kualitas Rastra saat beras tersebut datang. “Tadi sudah ke sini membawa segenggam contoh, terus saya kasih solusi untuk di bawa ke sini semuanya, nanti kita ganti. Kelemahan kita memang waktu datang, kita ‘nggak nyogrok’ satu per satu. Hanya menghitung glangsingnya berapa, cocok, ya sudah,” jelas Haris.
Di tanya lebih lanjut ada berapa karung Rastra berkualitas buruk yang terlanjur di bagikan ke warganya, ia mengaku belum jelas. “Belum jelas berapa karung, (untuk sebelumnya) juga ndak tahu, yang lainnya belum pernah,” kata Haris.
Soal anggapan dua kali molornya bantuan Rastra oleh warga, Haris menjawab, hal tersebut karena tekhnis pembagiannya yang mengharuskan bergiliran. Bantuan Beras Rastra keseluruhan untuk warga Desa Pandanwangi menurut Kades Haris sejumlah 349 sak. Untuk ‘droping’ kali ini, beras datang pada Senin, sepekan yang lalu. “Yang di kasih ‘kethak’ (kartu) kan bergiliran. ‘Ndak’ mungkin kan satu hari selesai, giliran,” tambahnya.
Dengan adanya kondisi ini, pihaknya berjanji akan mengganti Rastra kualitas buruk yang terlanjur di bagikan kepada warga. “Solusinya, kalau memang di sana (Bulog) kita ‘nggak’ di kasih, ya kita ganti secara pribadi,” pungkasnya. [rif]

Tags: