Rata-Rata Rendemen Tebu Jatim Capai 7,7 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Peningkatan produktivitas tebu Jatim disebabkan pemilihan jenis bibit tebu unggul yang ditanam sudah tepat. Peningkatan produktivitas juga bisa mendongkrak sumbangan gula nasional. Tahun lalu Jatim hanya menyumbang 47 persen dari produksi nasional, kini ditargetkan mampu menyumbang 50 persen.
“ Di Jatim ini ada bibit tebu jenis tebu PS 862, PS 864, PSJT, PSDK, dan BL. Semuanya menyesuaikan kondisi wilayah cuaca dan kondisi tanah,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Moch Samsul Arifien MMA, Minggu (14/9).
Selain itu, produktivitas yang tinggi juga didukung dari hasil bongkar ratoon tebu 2013 yang mampu mencapai 40 ribu hektare lahan dan kini mulai dipanen. Sementara dari aspek produksi gula, jika tahun lalu gula yang dihasilkan mencapai 1,244 juta ton tahun ini ditargetkan naik menjadi 1,3 juta ton.
Sejak awal musim giling dimulai Mei hingga awal minggu pertama September, rata-rata rendemen (kadar gula dalam batang tebu) tebu yang masuk giling di pabrik gula (PG) mencapai 7,7 persen. Rendemen itu ditargetkan terus meningkat di akhir September hingga mencapai 8 persen.
“Sejak awal giling cuaca kurang bagus karena masih ada hujan sehingga awal giling rendemen masih rendah. Namun cuaca kemarau yang cukup bagus, kami optimistis September ini bisa mendongkrak rendemen tebu mencapai 8 persen,” kata Samsul.
Ia menuturkan, dari 10 PG yang mencapai rendemen terbaik saat ini delapan di antaranya PG yang berada di Jatim. Terbaik pertama saat ini dipegang PG Gunung Madu Plantation di Lampung dengan rendemen 8,34 persen karena tebu hasil budidaya pabrik sehingga kualitas tebu terjaga.
PG dengan rendemen terrbaik kedua yakni PG Bunga Mayang di Lanpung sebesar 8,26 persen. Sedangkan terbaik ketiga hingga sepuluh yakni PG di Jatim. Mulai PG Mojopanggoong milik PTPN X sebesar 8,16 persen, PG Prajekan milik PTPN XI dengan rendemen 7,93 persen, dan PG Asembagus milik PTPN XI sebesar 7,9 persen.
Dilanjutkan PG Gempolkrep milik PTPN X sebesar 7,85 persen, PG Panji milik PTPN XI sebesar 7,76 persen, PG Pesantren Baru milik PTPN X dengan rendemen 7,7 persen, PG Ngadirejo milik PTPN X sebesar 7,51 X, dan PG Krebet milik PT RNI sebesar 7,32 persen.
Selain angka rendemen yang relatif cukup tinggi, kata Samsul, Jatim juga memiliki produktivitas tebu yang tinggi pula. Jika tahun 2013 produktivitas tebu per kehtare mampu menghasilkan gula 6,5 ton gula tahun ini mampu menghasilkan 7,15 ton gula.
Untuk lahan tebu juga meningkat. Jika 2013 hanya 207 ribu hektare, kini mampu mencapai 217 ribu hektare termasuk 2.000 hektare di antaranya dari tebu Jawa Tengah. [rac]

Tags: