Ratusan Asongan Serbu Stasiun Kertosono

Nganjuk,Bhirawa
Ratusan pedagang asongan di Stasiun Kereta Api (KA) Kertosono Senin pagi (10/03) kembali berunjukrasa, gara-gara jadwal dan rute KA Rapih – Dhoho, jurusan Surabaya – Blitar, yang tidak berhenti di stasiun KA Kertosono.
Kebijakan baru PT Kereta Api Indonesia (KAI) tersebut mengakibatkan para pedagang asongan yang sehari-hari mengais keuntungan di stasiun KA Kertosono tidak dapat penghasilan.
Bukan saja pedagang asongan yang dirugikan akibat berubahnya jadwal KA Rapih Dhoho, jurusan Surabaya – Blitar, para penarik becak, tukang ojekĀ  dan masyarakat pengguna jasa angkutan umum KA di Stasiun KA Kertosono juga resah.
Terlihat, sejak pagi, massa yang terdiri dari warga sekitar, pedagang asongan, tukang becak, dan tukang ojek ini mulai berkumpul di halaman stasiun. Mereka bergerombol sambil berteriak-teriak di depan pintu gerbang utama yang dijaga ketat oleh Polisi khusus KA dan anggota marinir TNI-AL. Gagal memasuki stasiun, akhirnya massa memilih duduk-duduk di depan pintu utama.
Tampak ibu-ibu, membawa anak kecil mengacung-acungkan poster berisi tuntutan mereka. Di antaranya berbunyi ‘Berhenti atau bongkar’, ‘Berhentikan KA Dhoho di Kertosono’, atau ‘Berhenti harga mati’. Intinya sama, yakni mendesak PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops VII mengembalikan jadwal KA Rapih Dhoho seperti semula.
“Kalau kereta api jurusan Surabaya – Blitar tidak berhenti di Stasiun Kertosono, semua jadi susah, termasuk yang ingin naik kereta,” ujar Budi (45), salah satu pengunjuk rasa yang menamakan dirinya masyarakat pengguna jasa kereta api (MPJKA) Kertosono.
Keluhan serupa juga disampaikan Winarti (42), warga Desa Banaran Kecamatan Kertosono, perempuan yang sehari-hari berdagang asongan di stasiun tersebut menyampaikan, akhir-akhir ini penghasilannya menurun drastis lantaran KA jarang berhenti di stasiun. Padahal para asongan mengaku sudah mengalah dengan mematuhi peraturan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang melarang asongan berjualan di gerbong KA.
Masalah baru muncul setelah pihak PT KAI tidak menghentikan kereta jurusan Surabaya – Blitar di Stasiun KA Kertosono. Hal itu sangat dirasakan banyak pihak, terutama para pedagang asongan dan penarik becak yang setiap hari mangkal di Stasiun KA Kertosono. “Disuruh jualan di mana lagi, dagangan kami masih utuh,” keluh Winarti.
Informasi yang berhasil dihimpun Bhirawa, jadwal baru rute KA Rapih – Dhoho mulai diberlakukan PT KAI sejak 1 Maret lalu. Semula, kereta jurusan Surabaya-Blitar berhenti dan menurunkan serta menaikkan penumpang di Stasiun Kertosono. Kemudian langsir lokomotif untuk melanjutkan ke Kediri, Tulungagung dan Blitar. Namun sekarang, KA tidak berhenti, justru hanya langsir gerbong di Stasiun Baron.
Sekitar pukul 09.30, perwakilan massa yang didampingi Kepala Desa (Kades) Kutorejo Mukadis, Kades Pandantoyo Firman, Kades Kudu Supiyanto, Kades Kemaduh Agung Supriyadi dan Camat Kertosono Eko Sutrisno akhirnya bisa berdialog di dalam stasiun. Mereka ditemui Kepala Da Ops VII Ahmad Najib didampingi Kolonel Marinir Rusi Sucahyono, selaku keamanan Daops VII. Namun belum mendapatkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Sementara itu, Humas Da Ops VII Gatut Sutiatmoko mengatakan, jadwal baru KA Rapih Dhoho adalah kebijakan manajemen PT KAI. Karena itu, Daops VII tidak memiliki kewenangan untuk mengganti jadwal KA. Hanya saja, Gatut berjanji pihaknya akan segera menyampaikan aspirasi massa ke pimpinan PT KAI di Bandung. “Sebaiknya, warga ikut menyurati bupati Nganjuk agar ikut menyampaikan aspirasinya ke Bandung,” jelas Gatut.
Sedangkan untuk kebijakan larangan berjualan di atas gerbong untuk asongan, lanjut Gatut, sudah tidak dapat diganggu gugat lagi. Pasalnya, sudah menjadi aturan baku sejak Januari 2012 lalu demi kenyamanan penumpang KA. [ris]

Tags: