Ratusan Bangkai Ayam di DAS Brantas

Warga saat menemukan puluhan karung berisi bangkai ayam di DAS Brantas Desa Torongrejo.

(Perwali Pengawasan Sungai Diterbitkan)

Kota Batu, Bhirawa
Pemkot Batu segera menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang pengawasan lingkungan sungai. Keberadaan Perwali ini semakin mendesak setelah ditemukan ratusan bangkai ayam yang di buang di DAS Brantas Desa Torongrejo. Dalam pelaksanaan Perwali ini, Pemkot akan menggandeng TNI dan Polri sehingga bisa memberikan efek jera kepada masyarakat yang melanggar.
Wakil Wali kota Batu, Punjul Santoso mengatakan bahwa Perwali tentang pengawasan lingkungan sungai ini sudah digodok oleh Bagan Hukum Pemkot. Perwali ini bertujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sungai,apalagi membuang bangkai hewan yang berpotensi membawa virus. “Setelah Lebaran ini Perwali tersebut akan kita terbitkan, dan ke depan peraturan ini juga akan kita buat dalam bentuk Perda, dan akan ada sangsi bagi para pelanggarnya,”ujar Punjul saat ditemui di hari pertama masuk kerja, Kamis (21/6).
Adapun menanggapi hebohnya masalah pembungan ratusan bangkai ayam di DAS Brantas, Punjul mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada Dinas terkait untuk melakukan penyelidikan bersama Kepolisian. “Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan Polres Batu terus melakukan penyelidikannya untuk mengetahui penyebab kematian dan ratusan ayam yang dibunga di DAS Brantas tersebut,”tambah Punjul.
Penyelidikan bersama antara Dinas terkait dengan Polisi ini dibenarkan Kasat Reskrim polres Batu, AKP Anton Widodo. Ia mengatakan bahwa pembuangan bangkai ayam di sungai ini bisa dikategorikan melanggar hukum karena dilakukan dalam jumlah banyak, yaitu ratusan bahkan ribuan.
Diketahui, sedikitnya telah ditemukan 15 sak berisi bangkai ayam di DAS Brantas Desa Torongrejo. Setiap sak berisi sekitar 40 bangkai ayam. Jadi ada sekitar 600 bangkai yang dibuang di sungai kemarin. “Yang ditemukan itu adalah sak berisi bangkai ayam yang kebetulan tersangkut di DAM sungai. Bisa jadi ada bangkai ayam yang tidak tersangkut dan terus terbawa arus sungai,”jelas Anton.
Kondisi ini, lanjutnya, bisa mengancam masyarakat yang berada di sekitar DAM Sungai itu. Karena bukan tidak mungkin ayam tersebut mati karena wabah flu burung ataupun penyakit unggas yang lain sehingga bangkai itu membawa virus penyakit. Kini Polisi tengah melakukan pemetaan terhadap keberadaan peternak ayam di Kota Batu dan sekitarnya. Hal ini dalam rangka penyelidikan untuk mengetahui pelaku pembuangan ratusan bangkai ayam di DAS Brantas yang telah meresahkan warga tersebut.
Sebelumnya, usai mendapatkan info dari masyarakat terkait puluhan karung bangkai ayam Pemkot Batu melalui Dinas Lingkungan Hidup mengangkut bangkai ayam ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Bangkai bakal dikubur sebab dikhawatirkan mengandung virus berbahaya.
Kami minta bantuan (Polres Batu) untuk dilakukan penelusuran terhadap pelaku lebih dalam. Agar kejadian ini tidak terulang,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu, Arief As Siddiq.
Ia mengatakan bahwa kasus tersebut baru pertama kali ini terjadi. Selain aparat hukum, DLH juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Bidang Peternakan di Dinas Pertanian Kota Batu, Dinas Kesahatan Kota Batu, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu. Mereka melakukan koordinasi untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi ke depan dalam menangani hal seperti ini.
Selain itu, masih kata Arief, pihaknya mengimbau kepada aparat desa untuk melakukan ronda dan pemantauan. Agar tidak ada kejadian serupa terjadi lagi di aliran sungai. “Bersama aparat desa untuk beberapa hari kedepan membentuk tim ronda melakukan pemantauan untuk bisa mengawasi di lapangan. Jangan sampai kejadian ini terulang,” tambah Arif.
Diketahui, puluhan karung berisi bangkai unggas ini pertama kali ditemukan tim Kaliwatu Rafting dan Sahabat Air, Selasa sore (19/6). Mereka memang rutin melakukan patroli. Mengetahui hal tersebut, mereka lantas mengumpulkan karung berisi bangkai tersebut di bawah Jembatan Meranak, Desa Torongrejo.
“Setiap seminggu sekali, kami selalu patroli sampah di jalur aliran Sungai Brantas. Mulai dari Wukir sampai perbatasan Kota Batu dan Malang. Tahu hal tersebut (pembuangan bangkai ayam), kami langsung mengangkat ke tepian sungai,” ungkap salah satu tim patroli, Anggara Jaya Wardana. [nas]

Rate this article!
Tags: