Ratusan Bangli di Pinggir Sungai Kota Mojokerto Bakal Dibongkar

Bangunan liar di bantaran Sungai Sadar Kota Mojokerto bakal dibongkar untuk kegiatan normalisasi sungai. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Ratusan Bangunan Liar (Bangli) di pinggir Sungai Sadar Kota Mojokerto bakal digusur. Bangunan yang berada di sepanjang 23 Km ini dibongkar karena adanya program normalisasi sungai yang membelah daerah itu.
”Normalisasi Sungai Sadar kini masuk tahapan sosialisasi ke pemilik Bangli. Kami berharap mereka sudi membongkar sendiri usahanya yang berada di bantaran sungai,” papar Kepala Dinas Pol PP Kota Mojokerto, Mashudi, Selasa (6/2) kemarin .
Mashudi menyebut jumlah Bangli yang terdata masuk wilayahnya sebanyak 35 bangunan. Jumlahnya sekitar 35 bangunan, namun itu belum yang termasuk di wilayah Kab Mojokerto. Pemiliknya segera dikumpulkan untuk diberi motivasi.
Proses pengerukan Sungai Sadar ini di fasilitatori Bappeko. Pengerukan sungai sepanjang 23 Km dengan kedalaman hingga 20 meter diharapkan dapat menuntaskan persoalan banjir kiriman yang melanda dua daerah ini.
Hampir setiap tahun kawasan Kel Meri dan Gunung Gedangan, Kota Mojokerto hingga memasuki wilayah Kec Bangsal dan Kec Mojo Anyar terendam sungai yang bermuara di Sungai Porong, Sidoarjo. Sedimentasi yang hebat serta penyempitan bibir Sungai Sadar secara signifikan dicap sebagai biang keladi ajeknya banjir di Mojokerto.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Mojokerto, Mohammad Zaini mengungkapkan, dasar sungai yang membelah dua wilayah pemerintahan setempat kini tinggal 3 meter dari kondisi normal yakni 7 meter. Sedangkan bentang sungai di Kec Mojoanyar dan Kec Bangsal tersisa 6 meter dari lebar seharusnya yang mencapai 16 meter.
”Kedalaman sungai Sadar kini tinggal 3 meter dari kondisi normal 7 meter. Sedangkan lebarnya tersisa 6 meter dari 16 meter. Butuh lima tahun untuk merevitalisasi sungai ini di wilayah Kab Mojokerto jika pihak BPWS Brantas hanya menormalisasi 2 km bagiannya saja,” kata Zaini.
Ia memaparkan, tahun ini pihak BPWS akan merevitalisasi sungai ini. Katanya, proses normalisasi Sungai Sadar mulai Desa Wunut, Kec Mojoanyar 2 km ke timur memasuki tahapan lelang. Sekarang sudah lelang. Idealnya ya mulai Gunung Gedangan (Kota Mojokerto) sampai Pungging karena penyempitan dan sendimennya sudah parah.
Kondisi ini, lanjutnya, diperparah dengan adanya pertemuan tiga titik sungai dari Sidoarjo, Mojokerto dan Pasuruan. Pertemuan hulu sungai ini membuat arus anak Sungai Brantas ini terhambat dan meluap manakala debitnya tengah naik. ”Akibatnya ya airnya meluap dan menenggelamkan desa-desa disepanjang sungai ini,” pungkasnya. [kar]

Tags: