Ratusan Hektare Sawah Terendam Banjir, Bantuan Bibit Tak Jelas

Warga bersama Banser Ansor membenahi tanggul sungai di Desa Pucang Simo yang jebol akibat banjir, Senin (4/1). Akibat jebolnya tanggul sungai ratusan hektare sawah terendam banjir.

Warga bersama Banser Ansor membenahi tanggul sungai di Desa Pucang Simo yang jebol akibat banjir, Senin (4/1). Akibat jebolnya tanggul sungai ratusan hektare sawah terendam banjir.

Sayangkan Petani Tidak Ikut Asuransi
Jombang, Bhirawa
Ratusan hektare sawah terendam banjir di Kabupaten Jombang, akibatnya tanaman padi yang baru berumur 10 hari banyak yang mati.
Kepada Dinas Pertanian Hadi Purwantoro mengakui bahwa akibat banjir, ratusan hektare lahan pertanian di Jombang terendam. Untuk Kecamatan Megaluh saja sekitar 280 hektare lahan padi terendam banjir. “Lainnya di antarnya Kecamatan Sidomulyo 90 hektare, Gongseng 10 hektare, Balongsari 70 hektare,  Sidomulyo 75 hektare. Rata rata tanaman padi baru berusia 10 -15 hari, “ujarnya ditemui usai apel hari pertama masuk kerja di lapangan Pemkab Jombang, Senin (4/1).
Menyikapi hal ini, Hadi mengaku sudah mengajukan usulan bantuan untuk mengganti bibit yang mati ke Pemprov Jatim. ” Usulan sudah kita ajukan, kita berharap ada bantuan untuk bibit agar petani bisa menanam kembali,”ujarnya.
Hadi menambahkan, sebenarnya petani bisa mendapatkan ganti rugi jika mengikuti asuransi pertanian. Namun disayangkan, ratusan hektare lahan yang terendam banjir di beberapa kecamatan itu mayoritas petaninya tidak mengikuti asuransi. “Sayangnya banyak petani yang lahannya terendam banjir tidak mengikuti asuransi,”tandasnya seraya mengatakan petani yang mengikuti asuransi hanya di wilayah Gudo, Bareng, Mojowarno, Kesamben Ngoro.
Seperti diketahui, akibat hujan deras yang mengguyur Jombang pada Tahun Baru 2016 kemarin, banjir melanda puluhan desa di Kabupaten Jombang. Di samping perkampungan yang terendam banjir,  ratusan hektare lahan yang baru ditanami padi ikut terendam.
Kawasan terparah melanda dua desa di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang, yakni Desa Pesantren Kecamatam Tembelang dan Desa Balonggemek Kecamatan Megaluh. Sejumlah 200-an hektare sawah petani terendam banjir selama dua hari. Akibat kejadian ini, sebagian petani terpaksa menunda musim tanam mereka, serta bibit padi yang sudah disiapkan harus direlakan terbawa arus banjir. Sedangkan bagi petani yang sudah menanam padi selama sepekan terakhir harus menderita kerugian hingga jutaan rupiah.
Kepala Dusun Balongganggang Desa Balonggemek Sardi mengatakan, dirinya harus menderita kerugian Rp 6 juta rupiah akibat banjir yang merendam sawahnya. “Kerugian tersebut adalah biaya tanam serta biaya perawatan sawah sebelum musim tanam. Yakni untuk membajak sawah dan biaya buruh tani yang saya pekerjakan,” ujarnya.
Sardi menambahkan, selain itu dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan jika banjir surut, hal ini dikarenakan dirinya harus mengulang proses pembibitan dan perawatan sawah guna menyambut musim tanam. “Belum lagi biaya perbaikan terasering sawah yang hanyut kena air. Pasti lebih banyak lagi biayanya,” imbuhnya.
Masih menurut Sardi, banjir yang melanda desanya merupakan banjir kiriman. Jika curah hujan tinggi di kawasan Kabupaten kediri dan Kecamatan Gudo Jombang, maka dipastikan desanya akan terendam banjir.
Hal senada juga diutarakan, Mustofa warga Desa Pesantren Kecamatan Tembelang. Dia mengaku harus menunda musim tanam lantaran 1,5 hektare sawahnya terendam banjir. [rur]

Tags: