Ratusan Nelayan Kabupaten Sidoarjo Dilatih Merawat Alat Tangkap Ikan

Praktisi peralatan mesin besar Gatot Purnomo saat memberikan pelatihan. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Ikut memudahkan proses pengelolaan dan pengembangan setiap usaha baru, bagi para nelayan tradisional. Ratusan nelayan warga Desa Tambakcemandi, Kec Sedati, Sidoarjo yang terdiri dari empat kelompok nelayan telah mendapatkan pelatihan manajemen perawatan alat tangkap ikan.
Usai membuka secara simbolis, Sekdes Tambakcemandi, Kustoro, mengaku sangat mendukung program itu. Apalagi, para nelayan dan keluarganya sangat antusias mengikuti pelatihan itu.
“Saya berharap ilmu itu bisa disampaikan ke warga lainnya. Kami yakin program ini sangat membantu warga desa kami dalam mengembangkan potensi usahanya. Kalau perekonomiannya baik, tentu desa kami bakal semakin maju dan tertata,” harapnya.
Mereka telah mendapatkan Pelatihan Manajemen Perawatan Alat Tangkap Nelayan dari Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah (Umsida) di Kantor Balai Desa setempat, Jumat (3/8). Tidak hanya para nelayan dari empat kelompok nelayan yang mendapatkan pelatihan, para ibu rumah tangga, juga dilatih untuk mengolah ikan hasil tangkapan para nelayan dan diversifikasi produk unggulan.
Salah satu anggota Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM), yang juga Dosen Fakultas Teknik Industri Umsida Wiwik Sulistyawati menegaskan, kegiatan dibiayai anggaran dari Ristek Dikti dikerjasamakan dengan pihak Pemdes Tambakcemandi. Mereka juga telah diberikan bantuan tiga unit mesin dan peralatan bengkel. Sementara pelatihannya dipandu Dosen Teknik, Umsida M Mansyur dan praktisi peralatan mesin besar, Gatot Purnomo.
“Jadi kegaitan ini pendampingan program Ristek Dikti, prosesnya akan memakan waktu selama tiga tahun berturut-turut. Sehingga yang dilatih bukan hanya bapak-bapak, tetapi ibu-ibu juga diberi pelatihan, dengan tujuan agar desa ini menjadi percontohan. Namun hal itu, harus dibarengi dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). ”Gunanya memudahkan proses pengelolaan dan pengembangan setiap usaha para nelayan itu,” katanya.
Jika nantinya terkedala mesin rusak, kami harap tak ada kendala itu lagi. Begitu juga saat nelayan tak melaut ibu-ibu rumah tangga bisa mengolah ikannya tidak hanya untuk produk ikan asin saja.
“Tapi juga bisa memproduksi bandeng asap, bakso, nuget, hingga sosis ikan dan lainnya. Sehingga ikan tidak hanya mengandalkan pakan pabrikan saja, tetapi 50% nya produksi nelayan sendiri, untuk mengatasi saat harga pakan ikan mahal,” pungkasnya. [ach]

Tags: