Surabaya, Bhirawa
Penyelenggaraan Konferensi Womenwill mendapat antusiasme tinggi ratusan pengusaha wanita dari Surabaya dan sekitarnya. Acara ini menjadi ajang para pengusaha untuk berbagi ilmu dan mengembangkan bisnis guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
“Objektif dari Womenwill Indonesia adalah menghapus kesenjangan peluang ekonomi. Banyak wanita Indonesia ingin berbisnis namun tidak tahu harus memulai dari mana atau dengan cara apa. Ini yang kami akomodasi,” Fibriyani Elastria selaku Project Leader of Womenwill Campaign Google Indonesia di Dyandra Convention Center kemarin.
Fibriyani lantas merujuk laporan IFC pada 2016 yang menyebut 51% bisnis mikro dan kecil di Indonesia dimiliki oleh wanita, tetapi hanya 34% bisnis ukuran menengah yang dimiliki oleh kaum wanita. Selain itu, 47% wanita pengusaha Indonesia jarang memanfaatkan teknologi, seperti komputer dalam mengembangkan bisnis mereka. “Dari beberapa studi, kami mengetahui bahwa bisnis yang hadir secara online tumbuh 80% lebih cepat dari bisnis yang masih offline,” ujar Fibriyani.
Karena itu program yang digagas oleh Google Indonesia ini bertujuan untuk membimbing komunitas wanita wirausaha dan mendorong mereka untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk membantu mereka berkembang dengan memanfaatkan teknologi.
Dijelaskannya Google Indonesia telah meluncurkan konferensi Womenwill di lima kota yang membahas topik utama seputar pengembangan bisnis kecil milik wanita pada 17 Mei 2017 yang lalu. Konferensi Womenwill pertama kali digelar di Jakarta, dan berikutnya di Bandung. Selanjutnya acara serupa digelar di Surabaya dan dihadiri oleh sekitar 800 wanita pengusaha dari Surabaya dan sekitarnya. Selanjutnya akan diselenggarakan di Semarang (Juli), dan Denpasar (Agustus).
Turut hadir sebagai pembicara pada acara kemarin seorang pengusaha UMKM wanita di Surabaya, Ida Widyastuti, pemilik dari Roemah Snack Mekarsari . Ida menjelaskan dampak signifikan yang dirasakan semenjak memutuskan bisnisnya going online , permintaan akan produk-produknya cukup besar. Ada kenaikan omzet hingga 50-60%. “Teknologi sangat nyata dapat menjadi sarana percepatan usaha dan membuka banyak peluang. Dengan teknologi, dunia ada dalam genggaman kita. Walaupun begitu, kita tetap harus pandai-pandai memanfaatkannya ,” katanya. [tis]