Ratusan Perahu Nelayan Ikuti Tradisi Petik Laut di Sreseh Sampang

Polairudd saat mengawal perahu warga yang mengikuti petik laut di Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang

Sampang, Bhirawa
Petik laut merupakan tradisi masyarakat Desa Labuha Kecamatan Sreseh,Sampang Madura yang diselanggarakan setiap tahun,namun selama 3 tahun sempat vakum karena pandemi Covid 19,Sabtu (18/6).
Petik laut yang bertempat di pantai Desa Labuhan Kecamatan Sreseh melibatkan 150 perahu nelayan.
Terlihat sejak pukul 05.00 tampak masyarakat sudah memenuhi di sepanjang pantai guna menyaksikan berbagai aneka perahu hias yang akan membawa berbagai sesajen yang akan di larungkan ke tengah laut lepas.
Hadir pada prosesi pelepasan Sri Andoyo Sudono SH M.Si Asisten Ekonomi dan Pembangunan yang sekaligus meresmikan acara, Kabid Kebudayaan Disporabudpar, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Polairud, jajaran Forkopinmcam, Kades Labuhan serta Tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya Sri Andoyo Sudono SH M.Si menyambut positif semangat dari Pemerintahan Desa serta masyarakat yang tetap berupaya melestarikan tradisi leluhur.
Menurutnya “Petik Laut” merupakan bentuk syukur serta mengingat akan kekuasaan Allah SWT yang memberikan limpahan nikmat maupun Sumber Daya Alam kepada makhluknya, selain itu sebagai bentuk menghargai dan melestarikan tradisi leluhur, tuturnya.
Sementara Jawahir Kepala Desa Labuhan mengungkapkan “Petik Laut” atau yang dikenal dengan “Rokat Tasek” merupakan prosesi ungkapan rasa syukur atas limpahan hasil laut yang diperoleh.
Dijelaskan Pelaksanaan Petik Laut dilaksanakan 3 hari dengan rangkaian kegiatan gerakan memasyarakatkan ikan pada hari pertama, Karnaval warga serta Khotmil Qur’an di hari kedua, dan puncaknya hari ketiga Parade perahu hias serta Larung Sesaji den?an membawa hasil bumi ke laut.
Rangkaian Petik Laut ditutup dengan Pagelaran Ketoprak Madura dari Kabupaten Sumenep, bahkan Kesenian Tradisional Madura ini ikut ke tengah laut mengiringi dan menghibur masyarakat waktu prosesi Larung Sesaji.
Sama halnya seperti yang dikatakan H. Misen warga setempat mengatakan, kegiatan Petik Laut sempat vakum selama 3 tahun akibat Pandemi Covid-19.
” Alhamdulilah dapat terlaksana kembali hari ini, kegiatan seperti ini termasuk sakral bagi masyarakat sini,” ujarnya.
Diungkapkan melalui fasilitasi dari Pemerintahan Desa disepakati lokasi titik pelaksanaan bergantian namun tetap satu Desa.Hasil bumi yang di larungkan ke laut merupakan Swadaya masyarakat.
” Total biaya Larung sekitar 2,5 juta,” ujarnya.
” Ya ,hasil bumi yang di Larung ke laut seperti ,kepala sapi/kambing, buah buahan, jajanan,dan hasil bumi yang lainnya ,ucap H.Misen. [lis.gat]

Tags: