Ratusan Prajurit Yon Zipur Tempur 5 Tugas ke Afrika Tengah

Istri prajurit Yon Zipur Tempur 5 Kepanjen, Kab Malang terharu melepas keberangkatan suaminya ke Afrika Tengah sebagai Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB.

Jaga Keamanan Afrika dan Kenalkan Budaya Indonesia
Malang, Bhirawa
Isak tangis mewarnai pelepasan Prajurit Yon Zipur Tempur 5 Kepanjen Malang yang Tugas ke Afrika Tengah, untuk bergabung dengan pasukan PBB. Para istri prajurit seakan tidak rela melepas kepergian sang suami untuk mengemban tugas Negara.
Namun ditengah kesedihan para istri itu  terselip perasaan bangga bahwa sang suami mendapat tugas penting bergabung  dengan pasukan PBB, untuk mengamankan daerah konflik. Sebab untuk bisa mengembang tugas itu tidak mudah karena harus melalui proses seleksi yang sangat ketat.
Sebanyak 146 orang prajurit Batalton Zeni Tempur 5 Kepanjen ini akan bergabung dengan Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni TNI Konga XXXVII-D/Minusca Car TA.2017.
Komandan Batalyon (Danyon)  Zipur Tempur 5 Kepanjen, Kabupaten Malang Letkol (Czi) Chotman Jumei Arisandy, Selasa (15/8), usai upacara pelepasan dan memberangkatan ratusan orang prajurit sebagai pasukan PBB, di Lapangan Jenderal Sudirman Yon Zipur 5 Kepanjen mengatakan, anggotanya sebanyak 146 orang telah memenuhi tugas negara sebagai pasukan PBB di negara Afrika Tengah.
“Sebelum berangkat ke Afrika Tengah, para prajurit terlebih dahulu menuju Pusat Pelatihan Pasukan Pemelihara Perdamaian di Mabes TNI, di Sentul Bogor, Jawa Barat (Jabar). Dan bahkan, dirinya pun juga ikut sebagai pasukan PBB di Afrika,” tuturnya.
Menurut Letkol Chotman,, dirinya dan ratusan prajurit Yon Zeni Tempur 5 Kepanjen, sebelum diberangkatkan sebagai pasukan PBB, terlebih dahulu melalui tahapan seleksi.
Dan setelah lolos seleksi, maka para prajurit harus mengikuti pelatihan di Pusat Pelatihan Pasukan Pemelihara Perdamaian di Mabes TNI, di Sentul Bogor, Jabar. Sedangkan para prajurit dalam mengikuti pelatihan selama tiga bulan.
“Nantinya, pasukan PBB dari Yon Zipur Tempur 5 Kepanjen, misinya tidak hanya menjaga perdamaian di Afrika, namun dirinya dan prajurit lainnya juga akan membawa misi untuk mengenalkan budaya Indonesia. Diantaranya, tari-tarian khas Indonesia, serta mempromosikan wisata Indoensia kepada pejabat dan masyarakat setempat,” jelas Chotman.
Dari jadwal keberangkatan, kata dia, dirinya dan anggotanya akan diberangkatkan pada 26 Agustus 2017. Mengemban tugas negara, dirinya akan berada di Afrika selama satu tahun.
Satu tahun bertugas di negara yang kini terjadi konflik, tentu tugas utamanya menjaga perdamaian. Prajurit prajurit TNI nantinya akan bergabung dengan pasukan-pasukan dari beberapa negara.
Selama bertugas sebagai pasukan PBB, jabatan  Chotman sebagai DanYon Zipur 5 Kepanjen, untuk sementara akan digantikan Kapten (Czi) Gatot Sumardiono. ”Dimana kita ditugaskan, kita harus siap,” tandasnya.
Tak ubahnya dengan sang komandan, Sersan Satu (Sertu) Sugianto, salah satu prajurit TNI AD dari Yon Zipur 5 Kepanjen menuyurkan, sebagai parjurit TNI , perintah dan tugas negara adalah diatas segalanya. Meski sangat berat meninggalkan istri dan anak, namun kepentingan dan tugas negara menjadi nomor satu. ”Mengabdi pada Negara itu nomor satu,,” kata Sugianto.
Bagia dia, meninggalkan keluarga dalam memenuhi tugas Negara itu sudah hal biasa.  Tidak sekali ini saja, namun sering dilakukan oleh para prajurit TNI. Itu sudah sesuai dengan sumpah prajurit, harus siap untuk bela Negara.
Begitu pula dengan anak dan istrinya, sudah terbiasa ditinggal dalam beberapa lama untuk memenuhi tugas. “Ya wajar mas, tugas yang saya emban ini bukan di negara sendiri, tapi di negara lain. Sehingga ketika saya pamiti berangkat tugas sebagai pasukan PBB, istri dan anak saya  pasti menangis. Melihat iyu, iapun menangis, ” Anak saya menangis, saya ikut mbrebes, karena dia masih umur empat tahun, jadi dia belum paham ayahnya bertugas untuk Bangsa dan Negara. [cahyono]

Tags: