Ratusan Rumah Terendam Banjir, Jembatan Desa Patah

Akibat guyuran hujan dan banjir, salah satu jembatan yang menghubungkan Desa Mojodanu dan Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan Jombang patah. [ramadlan]

Akibat guyuran hujan dan banjir, salah satu jembatan yang menghubungkan Desa Mojodanu dan Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan Jombang patah. [ramadlan]

Air Bengawan Solo di Bojonegoro Terus Naik
Jombang, Bhirawa
Akibat hujan deras yang mengguyur kabupaten Jombang, sejak Minggu (7/2) hingga Senin (8/2) kemarin, ratusan rumah di Dusun Kebundalem, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung terendam banjir. Banjir juga merendam ratusan permukiman warga di Dusun Beluk, Desa Jombok kecamatan Kesamben.
“Ada sekitar 100 rumah warga di dusun ini yang tergenang air. Banjir yang menerjang dusun ini akibat meluapnya air sungai yang melintasi perkampungan itu. Sejak malam tadi, hujan memang cukup deras.  Air sungai masuk ke permukiman padat penduduk,” ujar Roni (42), warga setempat, Selasa (8/2).
Roni menambahkan sebelum banjir datang, hujan semalam yang mengguyur memang cukup deras, Akibatnya, debit air sungai terus mengalami peningkatan. ” Air sungai mulai meluber dan masuk ke permukiman selepas Isya. Bahkan semakin malam, air semakin tinggi hingga selutut orang dewasa,”tandasnya.
Tidak hanya Kesamben, banjir juga menerjang ratusan permukiman warga di Dusun Kebundalem, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung. Air sungai Kali Gunting yang melintas Mojoagung meluber ke permukiman hingga mencapai lutut orang dewasa. “Ini banjir pertama saat musim hujan tahun ini. Kami sudah menduga, karena debit air sungai terus meninggi sejak semalam. Air sungai akhirnya meluap masuk ke permukiman kami,” ujar Supardi, salah satu warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang Nur Huda mengatakan pihaknya sudah memetakan wilayah yang rawan banjir musiman dan tanah longsor yang berada di Kabupaten Jombang. Mengingat intensitas hujan yang turun di kabupaten tersebut meningkat. “Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak curah hujan terjadi pada  Februari ini, dan diperkirakan hingga akhir bulan ini,” ujarnya, Senin (8/2) melalui sambungan telepon.
Untuk wilayah yang rentan banjir musiman, beber Nur Huda terletak di sepanjang aliran sungai Gunting yakni Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Sumobito. Sedangkan untuk wilayah rawan longsor terletak di dua Kecamatan yakni Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Bareng. “Beberapa desa di Kecamatan Wonosalam yakni Wonomerto, Jarak, itu rawan. Sedangkan Kecamatan Bareng terletak di Desa Ngrimbi untuk daerah rawan longsornya,” imbuhnya seraya mengatakan pihaknya  telah menyiagakan personel yang berjaga di pos pantau yang terletak di Ruang terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Mojoagung.
Sementara itu, akibat guyuran hujan dan banjir  kemarin, salah satu jembatan yang menghubungkan Desa Mojodanu dan Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan amblas.
Warga terpaksa membuat jembatan darurat dari bambu untuk tetap beraktivitas. Sejak pagi terlihat, sejumlah warga bergotong-royong melakukan perbaikan. Menyisihkan sisa-sisa reruntuhan dan membikin jembatan sementara dari bambu. “Kami bersama warga sudah membangun jembatan alternatif yang terbuat dari bambu. Namun jembatan ini hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Untuk roda empat harus memutar lebih jauh,” ujar Nur Huda.
Patahnya jembatan sepanjang 5 meter itu karena digerus arus air sungai yang cukup dahsyat. Hujan sejak semalam membuat debit air mengalami peningkatan. Sudah begitu, arus yang melintas juga cukup kuat. Tak pelak, jembatan berbahan beton itu tak kuat menahan gempuran arus dan akhirnya patah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Bojonegoro Siaga
Sementara itu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, menyatakan daerah hilir di Jawa Timur mulai masuk siaga hijau dalam menghadapi meluapnya Bengawan Solo. Mereka meminta warga di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro untuk  waspada banjir luapan sungai.
Sebab, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo trennya terus naik di wilayah Bojonegoro dalam sepekan terakhir. Hal itu karena ada peningkatan air di daerah hulu, Jawa Tengah.
“Kami minta warga di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro mulai waspada banjir luapan sungai. Sebab ketinggian air Bengawan Solo di hulu, Jateng meningkat, saat ini masuk siaga banjir,” kata Kasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Senin ( 8/2) kemarin melalui ponselnya.
Perubahan status ini setelah ada kenaikan debit air setiap harinya, yang berpotensi membanjiri permukiman warga. Tinggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo terus naik.
Dari data yang diterima, ia mengungkapkan, pada pukul 03.00  Karangnongko sudah masuk siaga hijau, sedangkan di Bojonegoro tinggi muka air menyentuh angka 13.10 pheilschal. Kemudian Karangnongko pukul 12.00 naik 28.20 pheilschall, dan di Bojonegoro pada level angka 13.85 pheilschal. “Untuk Sungai Bengawan Solo sudah level siaga hijau. Sebab, selama tiga hari ini airnya terus merangkak naik,” ucapnya.
Sementara, kenaikan elevasi Sungai Bengawan Solo selain dari besaran debit air bukaan pintu air di Bendung Colo tersebut, juga dipengaruhi oleh anak sungai Bengawan Solo di daerah hulu tersebut, seperti Kali Dengkeng di Klaten, Kali Jlantah dan Kali Samin di Sukoharjo, Kali Brambang, Kali Anyar, Kali Pepeserta Kali Jungke di Boyolali. “Jika dari anak-anak kali tersebut tinggi airnya, maka TMA Bengawan Solo akan cepat sekali perubahannya, dari siaga hijau ke siaga kuning hingga ke siaga merah,” jelas dia.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Sukirno mengatakan pihaknya telah mengimbau pada warga yang tinggal di daerah bantaran Bengawan Solo agar waspada banjir. “Air Bengawan Solo kini trennya memang terus naik,” ujarnya.
Ia mengatakan, perkembangan kondisi Bengawan Solo kini terus dipantau. Apabila sudah masuk siaga hijau maka tinggi muka air dipantau setiap satu jam sekali. Sedangkan, apabila di bawah siaga pemantauan air dilakukan setiap tiga jam sekali.
Sejumlah kecamatan di Bojonegoro sering jadi langganan banjir. Kecamatan yang dinyatakan rawan banjir luapan Bengawan Solo sebanyak 16 kecamatan. Sedangkan, desa atau kelurahan yang dinyatakan rawan banjir sebanyak 147 desa dan kelurahan. Wilayah kecamatan yang jadi langganan banjir di antaranya Kecamatan Ngraho, Padangan, Kalitidu, Dander, Bojonegoro, Trucuk, Malo, Kapas, Kanor, Balen, Sumberejo, Baureno.
Selain itu, banjir bandang juga rawan melanda 32 desa yang tersebar di 10 kecamatan, antara lain, di Kecamatan Temayang, Tambakrejo, Sukosewu, Kapas, juga kecamatan lainnya. [rur,bas]

Tags: