Ratusan Santri Jalani Rapid Test

Petugas dari Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pasuruan tengah melakukan rapid test terhadap santriwati dari Ponpes KHA Wahid Hasyim, Bangil, Rabu (1/7). Hasilnya, non reaktif semua. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Ratusan santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) KHA Wahid Hasyim, Kelurahan Dermo, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan mengikuti uji cepat atau rapid test di halaman TK Ponpes KHA Wahid Hasyim.
Mereka menjalani rapid test sebelum kembali ke Pondok Pesantren. Rapid test digelar sebagai bentuk pencegahan penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren.
“Jumlah santriawati di Ponpes ini sekitar 700 orang. Semuanya dirapid test secara bertahap sesuai jadwal yang kami tentukan,” ujar Ketua Yayasan Ponpes KHA Wahid Hasyim, KH A Wildan di lokasi rapid test, Rabu (1/7).
Selain untuk mencegah penyebaran virus korona, kegiatan tersebut juga untuk menyongsong new normal.
Pantauan di lokasi, sebelum memulai aktivitas new normal, seluruh santri diwajibkan menjalani rapid test. Rapid test tersebut merupakan bantuan dari Kanwil Kemenag Jawa Timur dan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pasuruan.
Tak hanya diwajibkan menjalani rapid test, para santri juga dilakukan sterilisasi. Mulai dari barang bawaannya hingga seluruh para santri itu sendiri disemprot menggunakan disinfektan hingga cek suhu menggunakan thermo gun.
“Sebelum berangkat ke Ponpes, kita minta anak-anak isolasi mandiri selama 14 hari. Selanjutnya, sebelum berangkat H-1, mereka harus minta surat keterangan kepada RT atau RW atau kelurahan atau desa yang menerangkan bahwa santri atau keluarganya tidak ada yang ODP, PDP atau positif covid-19. Kemudian, mengisi formulir assesmen formulir kesehatan harian. Setelah dari sini, harus menjalani rapit test dan tentunya sebelum rapit test harus mengikuti protokol kesehatan,” jelas KH A Wildan.
Hasilnya, semua pengujian menunjukkan rapid test menunjukkan hasil non reaktif. “Hasil rapi test hingga saat ini hasilnya non reaktif semua. Selanjutnya para santriawati ini menjalani isolasi mandiri di asrama Ponpes selama 14 hari. Barulah, aktivitas Ponpes berjalan dengan mengikuti protokol kesehatan,” kata KH A Wildan.
Tentusaja, para santriawati harus selalu menjalankan SOP kesehatan dan ikut mensosialisasikan gerakan hidup sehat dalam rangka mencegah penyebaran covid-19.
Salah satu santriwati, Ayu Maulidiah mengaku senang akhirnya bisa kembali ke pesantren, usai beberapa bulan libur karena pandemi. “Semoga nantinya lancar semua. Senang sekali bisa kembali ke pesantren,” urai Ayu Maulidiah usai menjalani rapid test. [hil]

Rate this article!
Tags: