Rayakan Kelulusan dengan Corat-coret Seragam

Para siswa SMK Rajasa Surabaya merayakan kelulusannya dengan aksi corat-coret baju seragam di depan sekolahnya, Selasa (2/5). [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Imbauan agar tidak merayakan kelulusan sekolah dengan cara-cara menyimpang masih saja dilanggar. Seakan ingin meledek, pemandangan tak sedap dengan mencoret-coret seragam sekolah itu justru dipertontonkan para siswa di sekitaran kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim.
Persisnya di depan SMK Rajasa, puluhan siswa berkumpul dengan baju seragam yang teah dicorat-coret di atas motor, Selasa (2/5). Sekolah yang bersebelahan dengan kantor Dindik Jatim Jl Gentengkali itu menarik perhatian para pengguna jalan lantaran ulah siswa mereka.
Tindakan tersebut tentu melanggar  imbauan Dindik Jatim yang tertera dalam surat nomor 420/2521/101/2017 perihal imbauan menyikapi kelulusan pelajar SMA/SMK se-Jatim. Surat bertanggal 21 April 2017 itu isinya tidak melakukan tradisi konvoi di jalan raya disertai corat-coret atau pesta/perayaan kelulusan yang berlebihan yang dapat mengganggu ketertiban umum.
Ketika dikonfirmasi, Kepala SMK Rajasa Surabaya Yudin Bayo Sili mengaku kecolongan terhadap aksi puluhan siswa tersebut. Imbauan terhadap larangan aksi corat-coret saat merayakan kelulusan sebenarnya sudah disampaikan sekolah ke siswa jauh-jauh hari. “Itu sudah sejak ujian diberi imbauan,” katanya.
Yudin menjelaskan, sekolah telah memberikan pengertian mengenai perilaku siswa yang seharusnya saat merayakan kelulusan. Salah satunya dengan disalurkan ke kegiatan yang positif. “Kita juga belum lama ini kumpul-kumpul dalam rangka perpisahan. Siswa juga diberi motivasi. Cuma, itu sejumlah anak yang hilang komitmennya saja,” tuturnya.
Dia menyatakan, siswa kelas XII SMK Rajasa lulus 100 persen. Mekanisme penyampaian kelulusan lewat website milik sekolah. Tapi, mulai pagi sampai siang, tetap saja ada sebagian kecil siswa yang datang ke sekolah. “Kami bahkan beri tulisan di depan sekolah bahwa pengumuman lewat website,” ujarnya.
Yudin mengatakan, saat mengetahui sejumlah siswa melakukan aksi corat-coret di depan sekolah, beberapa guru langsung mendatangi siswa tersebut. Siswa kemudian mendapat penjelasan dan diminta pulang ke rumah masing-masing. “Sekolah memang menyayangkan kejadian ini. Tapi begitu tahu, guru langsung beri pengertian,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah Surabaya Sukaryantho mengatakan, imbauan terhadap larangan aksi konvoi dan corat-coret sudah disampaikan. Surat imbauan itu langsung dari Dindik Jatim. Dengan adanya peristiwa ini, pihaknya akan memanggil Kepala SMK Rajasa untuk mendapat informasi. “Imbauan sudah ada. Sehingga, kami berharap tidak ada perayaan kelulusan yang mencerminkan perilaku kurang positif,” pungkasnya.
Perayaan kelulusan yang terlalu ini terlihat cukup timpang jika dibandingkan hasil nilai UN SMK di Surabaya. Kendati mengalami peningkatan, namun rata-rata UN SMK Surabaya masih di posisi ke-21 dari 38 kabupaten/kota. Berbeda dengan jenjang SMA yang rata-ratanya berada di peringkat ke-4 se-Jatim.
“Kota Surabaya peringkatnya berhasil naik dari SMK tahun lalu di peringkat 27 sekarang peringat 21 dengan rata-rata 220,53,” tutur Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman.
Ia merinci untuk SMK jumlah tertinggi diraih Kota Malang dengan jumlah NUN 239,59. Disusul Kota Madiun (235,25) dan Kota Blitar (233,95). Sedangkan Kota Surabaya meraih jumlah 220,53.
Saiful menjelaskan, tahun ini nilai UN SMK yang nilainya di bawah 55 sebanyak 55,47 persen dari total peserta ujian 199.070 siswa. Tepatnya 101.424 siswa yang mendapat nilai dibawah 55. Padahal pada 2016, jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah 55 sebanyak 199.446 siswa atau 44,2 persen dari peserta UN 2016.
Sedangkan SMA, sebanyak 85 persen peserta ujian mendapat nilai di bawah 55. Atau berjumlah 132.970 dari 156.196 peserta. Lalu tingkat MA, nilai siswa di bawah 55 sekitar 95 persen. Atau sebanyak 56.917 siswa dari 59.654 peserta UN. Padahal tahun lalu, jumlah siswa SMA dan MA yang memperoleh nilai di bawah 55 hanya 39,6 persen dari 231.945 siswa. [tam]

Tags: