Rayakan Ultah, Wartawan Senior Agus Samiadji Launching Buku

Wartawan senior Agus Samiadji dikelilingi para sahabat dekatnya saat melaunching buku barunya sebagai kado special untuk HUT Provinsi Jatim yang k2-72, di RM Tamansari Jln Kyusua, Sabtu (28/10) kemarin.

Operasi Mata Ditunda demi Bisa Beri ‘Kado Spesial’ di HUT Jatim
Surabaya, Bhirawa
Kecintaaannya kepada Provinsi Jatim tidak perlu diragukan lagi. Tulisan-tulisannya yang hingga kini masih sering muncul di beberapa media selalu  menyelipkan pemikiran kritisnya terkait Jatim. Bahkan demi bisa memberi kado spesial di HUT Jatim, wartawan senior ini rela menunda operasi mata-nya yang terserang glukoma.
Senyum mengembang terus menghiasai wajahnya saat menyambut satu per satu tamu yang datang. Dengan memakai kursi roda, Agus Samiadji mengantar para tamu untuk duduk di kursi yang telah disiapkan. Mulutnya tak pernah berhenti mengucapkan terima kasih dan kegembiraannya atas kedatangan teman kolega sesama wartawan senior tersebut. Beberapa wartawan senior yang terlihat hadir; Ali Salim, M Anis, Moh Yamin, Toto Sonata, Yousri Raja Agam, Slamet Hariyanto dan H Amang dan beberapa family dan kerabat. Semua duduk melingkar mengelilingi meja berbentuk bundar.
Sepintas memang tidak ada yang aneh dari raut wajah wartawan senior yang sudah 49 tahun menekuni profesi di bidang jurnalistik ini. Tetapi kalau diperhatikan serius, sebenarnya ada yang berbeda diraut wajah Agus Samiadji. Wajahnnya terlihat semburat memerah dan sesekali terlihat seperti meringis menahan sakit.
“Saya sebenarnya ini sedang sakit mas. Kepala pusing banget. Tetapi ini bukan  pusing biasa,” tutur Agus Samiadji sambil berbisik pada Bhirawa yang kebetulan duduk di sebelahnya. Untuk meyakinkan kondisinya, tangan Bhirawa lantas digenggam dan diletakkan di wajahnya yang terlihat memerah.
Menurut Agus, rasa sakit dan demam yang dirasakannya tersebut tidak lain karena pengaruh sakit mata yang bulan awal Oktober kemarinnya seharusnya dioperasi.
“Mata saya ini yang bisa melihat tinggal satu mas, satunya lagi sudah buta. Dan kalau tidak segera dioperasi juga maka kata dokter bisa buta dua-duanya,” tutur Samiadji sambil terus berbisik.  Rencana semula, operasi akan digelar awal Bulan Oktober ini, namun terpaksa ditunda karena dirinya masih ingin menyelesaikan kado special yang ingin diberikan saat HUT Provinsi Jatim yang jatuh pada 12 Oktober lalu.
Kado spesial yang berupa buku dengan judul Jer Basuki Mawa Beya (Jatim Provinsi Parasmya Purnakarya Nugraha) yang merupakan kumpulan artikel Agus Samiadji yang dimuat di Harian Bhirawa pun selesai dibuat.
“Saya ingin buku yang saya buat bisa terbit dalam suasana perasaan HUT Provinsi. Inilah kado yang bisa berikan kepada Jawa Timur,” tutur Agus yang memulai kariernya sebagai wartawan tetap di Harian Merdeka ini.
Lebih lanjut Agus Samiadji menuturkan, setahun yang lalu dirinya sudah pernah mencoba melakukan operasi mata dengan fasilitas BPJS, namun saat operasi berlangsung, ternyata dirinya merasakan sakit yang luar biasa sehingga akhirnya operasi tidak dilanjutkan. Akibatnya mata sebelahnya mengalami kebutaan.  Tidak ingin mata yang sebelahnya mengalami kebutaan juga, Agus Samiadji pun menerima tawaran untuk kembali menjalani operasi mata. Namun untuk operasi yang satunya yang diperkirakan berlangsung pada bulan Nopember tidak menggunakan fasilitas BPJS tetapi fasilitas umum khusus.
“Kata dokter ini operasi jalur istimewa bukan lagi BPJS dan dijamin tidak akan sakit sama sekali. Dan saya pun menyanggupi. Mohon doanya bulan Nopember ini saya akan operasi mata,” kata Agus kepada sahabatnya yang datang.
Kecintaan Agus Samiadji pada Provinsi Jatim juga diakui teman-temannya. Salah satu redaktur Agus saat masih di Suara Indonesia Toto Sonata misalnya mengakui perhatian dan ketulusan Agus dalam mencintai provinsi Jatim tidak perlu diragukan.
“Bayangkan di usia yang ke 82 tahun ini, masih sempat memikirkan kado yang special untuk HUT Provinsi Jatim,” kata Toto Sonata. Wartawan senior yang lain Ali Salim menambahkan sosok Agus Samiadji adalah sosok yang konsisten di jalur jurnalistik.
“Kalau yang lain sudah berpindah ke profesi lain, tetapi Pak Agus ini tetap hidup dalam profesi yang telah digelutinya selama 49 tahun. Sebuah pencapaian yang luar biasa,” kata mantan Pemimpin Umum Harian Bhirawa ini.
Berbagai cerita dan kisah yang diungkapkan secara bergantian para teman-temannya menambah gayeng suasana. Acara perayaan HUT Agus Samiadji yang sederhana tersebut ditutup dengan bacaan puisi berjudul Takdir Kurusetra yang disampaikan H Amang dan kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama. [Wahyu Kuncoro SN]

Tags: