Realisasi PAD Jatim 2016 Baru 94,12%

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pola Konsumsi Kendaraan Berubah ke LCGC
Pemprov, Bhirawa
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jatim 2016 hingga 15 November baru tercapai 94,12% atau Rp 11,2 triliun dari target Rp 11,953 triliun. Meski begitu, Dinas Pendapatan (Dipenda) Provinsi Jatim tetap optimistis target PAD 2016 tetap terpenuhi.
“Kami tetap optimistis PAD akan tercapai sesuai target. Kami masih mempunyai waktu untuk memenuhi target itu. Walaupun kondisi ekonomi saat ini tidak menguntungkan, tapi kami tetap akan menggenjot sesuai target,” kata Kepala Dipenda Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono SH, MSi dikonfirmasi, Kamis (1/12).
Berdasarkan data yang didapat Harian Bhirawa dari Dipenda Jatim, dari target PAD Rp 11,953 triliun, jenis pungutan yang telah terealisasi adalah dari retribusi jasa usaha yang telah tercapai hingga 165,5%. Dari target Rp 2,2 miliar, terpenuhi Rp 3,6 miliar. Begitu pula dengan pajak rokok mampu  terpenuhi 101,6%. Dari target Rp 1,700 triliun tercapai Rp1,727 triliun.
Sementara jenis pungutan yang masih jauh dari target adalah PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dari target Rp 5 triliun baru terpenuhi Rp 4,534 triliun atau 90,6%. Begitu pula dengan PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) baru tercapai 87,4%. Atau dari target Rp 1,905 triliun baru terpenuhi Rp 1,664 triliun. Sedangkan jenis pungutan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) sudah terpenuhi 97,9% atau dari target Rp 3,300 triliun sudah tercapai Rp 3,231 triliun.
“Kami akan kawal terus PAD-nya. Sebab biasanya jelang akhir tahun ini pendapatannya turun. Berbeda dengan pajak pemerintah pusat, jika akhir tahun justru meningkat. Sebab akhir tahun animo masyarakat membeli kendaraan itu turun. Mereka menunggu tahun depan agar tahunnya baru. Begitu pula dengan showroom setelah  24 Desember sudah tidak mengeluarkan faktur kendaraan baru. Dengan begitu, otomatis seminggu kita tidak BBNKB,” tuturnya.
Saat ini, lanjut Bobby, ada perubahan pola konsumen kendaraan. Jika dulu masyarakat banyak membeli kendaraan kelas menengah seperti Innova, sekarang banyak yang beralih ke kendaraan jenis LCGC (Low Cost Green Car). Itu artinya, BBNKB dan PKB akan turun drastis karena harga mobil LCGC lebih murah dibanding mobil jenis Innova.
“Penjualan mobil nasional turun cukup drastis. Secara nasional tahun ini targetnya 1,050 juta tercapai 1,036 juta. Sedangkan untuk roda dua, dari target 7 juta tercapai hanya 6,5 juta kendaraan. Bahkan pada 2017 diprediksi turun menjadi 6,1 juta. Jika turun semua seperti ini, otomatis pendapatan BBNKB dan PKB juga akan turun,” ungkapnya.
Sementara terkait target PAD 2017 mendatang, Dipenda Jatim menarget mampu mengumpulkan pundi-pundi PAD sebesar Rp 12,1 triliun. Kenaikan yang tidak signifikan ini disebabkan berbagai hal. Salah satunya adalah menurunnya jumlah pembelian kendaraan bermotor baru.
“Dalam menentukan target PAD itu bukan sekadar angka, tapi harus ada jaminan pasti bisa terealisasi. Kalau tidak, belanja APBD nanti bisa kacau. Ukuran target PAD itu angka minimal yang harus kami capai. Makanya kita usulkan Rp 12,1 triliun dari sebelumnya Rp 11,953 triliun. Ini realistis dan harus kami garansi bisa tercapai,” pungkasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: