Redi Panuju-Bahrul Amiq Berebut Kursi Rektor Unitomo

Dua kandidat Rektor Unitomo, Bahrul Amiq dan Redi Panuju mengambil nomor urut sesaat sebelum mengikuti sesi fit and proper test, Senin (17/4) kemarin. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Pertarungan bererebut kursi rektor Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya dimulai. Dua nama terpilih sebagai kandidat yang dinilai sama-sama kuat. Bahrul Amiq yang merupakan rektor petahana berhadapan dengan Redi Panuju yang merupakan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unitomo.
Bahrul Amiq mengungkapkan, Redi Panuju merupakan pesaing yang berat. Sebab, Redi merupakan dosen senior dan pernah menempati seluruh posisi struktural di Unitomo kecuali rektor. “Kalau Pak Redi terpilih, mungkin itu pilihan yang terbaik,” tutur Amiq pasrah usai menjalani fit and proper test kemarin, Senin (17/4).
Keingin Amiq kembali maju sebagai rektor karena ada pekerjaan rumah yang belum tuntas. Pria asal Gresik ini mengaku, secara formal Unitomo telah menjadi kampus unggulan. Itu tercermin lewat Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) yang sudah B dan akreditasi prodi 90 persen sudah A dan B. Namun, dari situ apakah lulusannya juga sudah mencerminkan akreditasi yang dimiliki Unitomo.
“Pertanyaan ini yang mengganggu saya. Apakah lulusan Unitomo ini setelah mendapat ijazah sekaligus sertifikasi profesi akan langsung terserap di dunia kerja,” ungkap dia.
Selain ingin memastikan lulusan Unitomo, Amiq juga berkeinginan untu mendirikan Fakultas Ilmu Kesehatan. Karena pengalaman, sering kali orang menyangka Unitomo memiliki hubungan dengan RSUD Dr Soetomo.
Sementara itu, rival Amiq, Redi Panuju terlihat lebih santai menghadapi proses pemilihan rektor ini. Bahkan pihaknya mengaku hanya sebagai calon pendamping untuk mengantarkan kemenangan Amiq. “Tapi kalau pendamping ternyata yang menang, berarti ini luar biasa,” terang dia.
Redi meyakinkan, pengalaman menjadi komisioner KPID Jatim selam dua periode menjadi bekal dirinya untuk maju. Selama di posisi itu, ruang lingkup tugasnya menjangkau seluruh wilayah Jatim. Karena itu, untuk menangani Unitomo diakuinya akan lebih sederhana.
Terkait visi, Redi berharap ke depan Unitomo lebih sadar terhadap era cyber seperti sekarang. Karna itu, karya ilmiah, kegiatan dosen harus dipacu, sesuai yang diharapkan Dikti. “Saya maju ini karena tidak ada calon lain, dan atas suruhan Pak Amiq (Bachrul Amiq). Kan tidak etis kalau rektor incumbent melawan bumbung kosong,” katanya.
Ketua Panitia Seleksi Rektor Unitomo Prof Eddy Yunus menegaskan, fit and proper test adalah tahapan ketiga dari pemilihan rektor. Tahap selanjutnya, hasil penilaian ini akan disampaikan yayasan untuk selanjutnya dipilih kembali oleh senat. [tam]

Tags: