Rekam Jejak Menteri Muda Kabinet Kerja Presiden Jokowi M.Amin Harus Jelas

Jakarta, Bhirawa
Gaung akan diangkatnya Menteri berusia muda dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi M.Amin, menjadi perbincangan hangat. Namun Menteri berusia muda yang dimaksud adalah keinginan Presiden Jokowi untuk menyerap energi besar bangsa yng sedang berkembang, untuk menjadi bagian dari struktur di pemerintahan.
“Rekam Jejak Meneri Muda, harus jelas. Pengangkatan menteri Muda, menjadi hak sepenuhnya Presiden. Karena sesuai UU Presiden memiliki hak prerogratif untuk menentukan para Menteri nya,” ungkap anggota DPR RI (Golkar) M. Misbakhun dalam dialektika demokrasi, tema “Menteri Muda, Regenerasi atau Balas Budi ?” , Kamis (1/8). Nara sumber lain, anggota DPR (PKB) ABdul Kadir Karding dan pemerhati politik Pemilu dan Kendaraan Direktur STIGMA Said Salahudin.
Misbakhun lebih jauh menanggapi oposisi dan koalisi. Oposisi murni, tentunya perananny bukan didalam sistem ketatanegaraan kita yng Presidential ini. Tapi dalam sistem Parlementer dimana apapun kebijakan pemerintah pasti diserang. Koalisi, juga bisa dibangun di pemerintahan maupun di DPR, di lembaga tinggi negara lainnya. Akomodasinya di DPR dalam bentuk susunan format pimpinan maupun alat kelengkapan dewan. Atau di MPR yang memiliki peran, tugas dan tanggungjawab sangat strategis dalam sistem ketatanegaraan kita.
Abdul Kadir Karding berujar; Menteri Muda haruslah yang memiliki kompetensi pada bidangnya, bisa bekerja mengikuti irama kerja Presiden. Bisa melakukan eksekusi dan mampu memenuhi dan menggerakkan seluruh program itu, sebagai alat ungkit. Misalnya perekonomian atau pergerakan sosial masyarakat menuju kesejahteraan sosial.
Di bidang Ekonomi, adalah memperbaiki fundamental ekonomi, terutama mengurangi defisit anggaran. Termasuk mengurangi impor, terutama di bidang energi yang sangat besar. Tantangan kedepan, terutama persatuan bangsa, yang goyah akibat Pilpres. Bahkan perpecahan bangsa telah tersulut sejak proses 212 pada Pilkada DKI Jakarta jaman Ahok.
“Yang dibutuhkan kini adalah membangun ekonomi desa, dan pengemasan kemiskinan. Tentang fungsi oposisi dan koalisi, sejak awal kampanye ada 2 calon. jika yang satu menang, yang satunya kalah, ya jadi oposisi saja. sekarang ini kan jadi gak jelas, jadi transgender, jadi repot lah,” ujar Karding serius. [ Ira]
Teks : Kiri ke kanan, Abdul Kadir Karding, Misbakhun dan Said Salahudin. Kesuwun, dik.

Tags: