Rekreasi Murah di Patung Kuda Kencak Lumajang

Meskipun sempat menjadi kontroversi, warga Lumajang mengganggap bahwa Keberadaan Patung Kuda Kencak menjadi idola warga untuk berselfie-ria, mereka umumnya menganggap Patung kuda Kencak sebagai sarana rekreasi yang aman dan murah.

Meskipun sempat menjadi kontroversi, warga Lumajang mengganggap bahwa Keberadaan Patung Kuda Kencak menjadi idola warga untuk berselfie-ria, mereka umumnya menganggap Patung kuda Kencak sebagai sarana rekreasi yang aman dan murah.

Lumajang, Bhirawa
Keberadaan Patung Kuda kencak yang saat ini terpampang di sudut alun-alun Lumajang ternyata dapat memberikan nuansa baru bagi warga lumajang dan sekitarnya untuk mendapatkan sarana tempat rekreasi yang murah dan aman. Betapa tidak patung kuda kencak yang terletak persis di depan Mapolres Lumajang tersebut dalam setiap harinya menjadi ajang selfie bagi para pemuda dan pemudi yang datang ke alun alun Lumajang.
Sehingga tidak jarang bagi mereka untuk bergantian berpose dengan background Kuda Kencak yang saat ini akan menjadi ikon lumajang setelah lama lumajang mendapatkan julukan sebagai kota pisang.
Bahkan di dalam acara rutinitas Pemkab Lumajang di car free day yang digelar setiap hari minggu benar benar terlihat bahwa Patung Kuda kencak menjadi idola para pelajar dan orang tua untuk berselfie-ria setelah mereka berolah raga di acara car free day tersebut.
Seperti yang dituturkan oleh Nurul Qomariyah salah seorang pelajar sekolah Pertama dari Kecamatan Rowokangkung, yang mengaku terhibur dengan keberadaan patung kuda kencak tersebut. Menurutnya Patung Kuda Kencak tetap harus dipertahankan karena bisa menjadi arena rekreasi yang murah dan menyenangkan.
Namun keberadaan Patung Kuda Kencak tersebut sempat menjadi polemik dan kontroversi ketika ada beberapa elemen masyarakat yang tidak setuju dengan penempatan patung tersebut yang berdekatan dengan Masjid Agung Lumajang. Selain itu mereka tidak setuju juga bahwa lumajang yang ber ikon pisang hingga terkenal bahwa Lumajang Sebagai Kota pisang dan akan di ganti dengan kuda kencak.
Menurut Bupati Lumajang Drs. As at Malik ketika memberikan sambutan dalam sekolah kader yang dilaksanakan oleh Partai Nasdem beberapa waktu yang lalu menjelaskan bahwa pihaknya mengajak kepada elemen masyarakat termasuk Partai politik untuk bersama sama menggarap potensi Lumajang.
Sedangkan Pisang Agung yang sebelumnya menjadi Ikon Lumajang dikhawatirkan masih kalah dengan pisang pisang yang lain sebab Pisang Agung Lumajang menurutnya hanya tumbuh subur di daerah pegunungan seperti di Kecamatan Senduro, Kecamatan Gucialit, Pasru jambe, dan Candipuro bagian utara.
“Pisang Agung kita ini kayaknya sudah mulai sedikit kalah dengan Pisang Mas Kirana,dan tidak bisa ditanam dan tumbuh dengan baik kecuali di Kecamatan Senduro, Gucilalit bagian barat,Pasru jambe dan di Kecamatan Candipuro bagian utara ,yang lain itu tidak bisa tumbuh tidak bisa bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut As at Malik menjelaskan bahwa Kuda Kencak merupakan sebuah budaya Kabupaten Lumajang yang patut untuk di kembangkan dan dilestarikan. “Tetangga kita seperti Jember, Probolinggo ,Pasuruan itu Kuda Kencaknya sedikit,untuk Lumajang yang siap untuk ditanggap itu sudah ada 176,” terangnya.
As’at juga menambahkan bahwa keberadaan patung Kuda Kencak yang bertengger di Alun-Alun Lumajang itu menurutnya tidak bisa di kaitkan dengan syariat agama, tetapi harus dipandang dari sudut Budaya.
“sebab Patung Jaran Kencak yang kami bangun itu bukan untuk disembah tapi hanya dipakai sebagai penguat kesungguhan kita bahwa kita punya budaya yang perlu dikembangkan yang tentunya jaran kencak,” pungkasnya. [dwi]

Tags: