Rektor Unitomo Pimpin Yayasan 10 November

Rektor Universitas Dr. Soetomo Dr. Bachrul Amiq, S.H., M.H. saat sambutan di acara diskusi publik, Selasa (15/10) siang. [Oky abdul sholeh]

Ikut Entas Kemiskinan Melalui Pendidikan
Surabaya, Bhirawa
Tepat di momen Peringatan Hari Pahlawan ke 75, Yayasan 10 November lahir di Kota Surabaya. Tokoh yang dipercaya memimpin yayasan ini Rektor Universitas Dr Soetomo Surabaya (Unitomo) Surabaya, Bachrul Amiq.
Selain Amiq, banyak tokoh yang ditunjuk sebagai pembina, pengurus maupun pengawas yayasan ini. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Diantaranya, Prof Nur Hasan (Rektor Unesa), Prof Dr H Moh Ali Aziz (Guru Besar UINSA), Prof Dr Suryanto MSi, Psikolog (Dekan Fakultas Psikologi Unair), Esthi Susanti Hudiono, Agnes Swetta Pandia (Kepala Biro Harian Kompas Jatim), Budi Hartoyo SSi, serta Prof Akh Muzakki MAg Grad Dip SEA MPhil PhD.
Sebagai bagian dari masyarakat Surabaya, yayasan ini lahir untuk melestarikan spirit 10 November melalui tindakan nyata. Nah, tindakan nyata itu dilakukan dalam upaya mengentas kemiskinan melalui bidang pendidikan.
Amiq menjelaskan, latar belakang terbentuknya yayasan ini. 10 November adalah momentum bersejarah dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika dahulu Arek – arek Suroboyo mempertahankan negeri ini dari kembalinya penjajah ke Indonesia, maka sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya mengisi kemerdekaan yang telah dipertahankan oleh para pahlawan.
“Nah, salah satu cita – cita kemerdekaan yang masih perlu mendapat perhatian adalah mencerdaskan bangsa. Apalagi, konstitusi ini menjamin bahwa setiap warga Negara harus memperoleh pendidikan,” kata Amiq, Rabu (11/11).
Namun, kata Amiq, faktanya masih ada warga negara yang sulit mengakses pendidikan itu dengan alasan ekonomi, karena keterbatasan daya tampung sekolah – sekolah gratis negeri ataupun swasta. Nah, atas dasar inilah kemudian memantik mereka untuk mengumpulkan orang – orang mumpuni dengan berbuat tindakan nyata mendukung pemerintah.
“Nah, bentuknya mendirikan Yayasan 10 November. Jadi resmi didirikan tujuannya murni untuk kegiatan sosial dalam rangka memberikan biaya pendidikan untuk anak – anak miskin,” ungkap dia.
Nantinya, kata Amiq, kegiatan yayasan ini adalah bagaimana menghimpun dana dari publik. Baik itu dari masyarakat sebagai individu, ataupun badan usaha. ”Nantinya dana yang telah terkumpul itu akan disalurkan dalam bentuk biaya pendidikan,” terangnya.
Amiq menyatakan, bantuan biaya pendidikan itu tak hanya sekadar disalurkan. Sebab, pihaknya juga melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap bagaimana keberhasilan dari siswa yang mendapat bantuan pendidikan itu. ”Jadi anak yang diberikan biaya pendidikan itu sejauh mana berhasil, sustainable-nya (berkelanjutan),” jelas dia.
Menurut Amiq, bantuan biaya pendidikan ini bakal menyasar ke semua jenjang, baik itu SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Tentunya mereka yang mendapat bantuan ini betul – betul berasal dari keluarga miskin. ”Jadi untuk semua jenjang pendidikan. Ketika ada anak dari keluarga miskin kita lakukan verifikasi dulu, dan jika benar maka kita bantu,” urai dia.
Amiq menyampaikan, tujuan akhir dari tindakan nyata melalui bidang pendidikan ini sebetulnya untuk melakukan lompatan status sosial ekonomi. Ia mencontohkan, ketika orang tua penerima bantuan ini adalah tukang tambal ban, dan anaknya disekolahkan hingga tinggi, maka anak itu harus lebih sukses dan dapat menyejahterahkan keluarganya. [iib]

Tags: