Rektor Untag Ajak Civitas Akademika Sadar Keamanan Informasi

Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA

Surabaya, Bhirawa
Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA, mengajak civitas akademika untuk sadar akan keamanan informasi. Menurutnya kesadaran keamanan informasi perlu terus ditingkatkan karena keamanan informasi tidak hanya perihal teknikal saja. Namun konstribusi kelalaian manusia juga berpengaruh dalam kerentanan keamanan informasi.

“Oleh karena itu perguruan tinggi harus memiliki sebuah sistem dan teknologi informasi yang mendukung seluruh civitas akademika baik dalam proses pembelajaran serta pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan pendidikan,” urainya.

Terlebih dengan maraknya serangan dunia maya di industri pendidikan, akan menyebabkan permasalahan besar dan beresiko gangguan operasional, pelanggaran data, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi yang akan mempengaruhi kepercayaan penerima layanan pendidikan.

“Keamanan informasi di lingkup perguruan tinggi dapat dimulai dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebagai contoh dalam menerapkan hal-hal kecil kebiasaan bekerja sehari-hari, misalnya selalu taat pada aturan-aturan yang sudah diterapkan, menjaga kerahasiaan password dan personal indentitiy number (PIN), menggunakan email dan internet dengan bijaksana, berhati-hati saat menggunakan perangkat seluler, dan menyadari konsekuensi dalam setiap tindakan yang dilakukan,” jelas dia.

Sisi negatif inilah, lanjutnya, yang membawa implikasi terhadap upaya untuk penerapan keamanan siber dan perlunya kehati-hatian dan kewaspadaan bagi institusi pendidikan yang sedang bergulat dengan transformasi digital.

Pada hakikatnya, perguruan tinggi merupakan usaha menumbuh kembangkan potensi diri manusia sesuai tatanan nilai masyarakat dan kebudayaan.

“Seluruh proses inilah yang wajib ditopang dengan lingkungan pendidikan yang baik sehingga proses pengembangan potensi dapat dicapai sesuai tujuan pendidikan yang diharapkan,” ungkap dia.

Untuk itu, keberadaan Sistem dan Teknologi Informasi mampu mengidentifikasikan celah keamanan dan menilai tingkat resiko dan kerentanan dengan memungkinkan adanya ketersediaan sistem yang berkelanjutan .

“Perubahan juga harus diawali dengan peningkatan disiplin untuk menumbuhkan kesadaran budaya keamanan siber yang akhirnya menjadi faktor penting bagi lingkungan perguruan tinggi dalam menumbuhkan budaya keamanan siber di antara semua pengguna dunia siber,” pungkasnya. [ina]

Tags: