Rela Magang ke Seniman Lukis hingga ke Industri Plastik

14-karya-SMKMelihat Peserta LKS SMK Jatim Bersiap ke Tingkat Nasional
Kota Surabaya, Surabaya
Tinggal tiga bulan lagi peserta Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK 2014 tingkat nasional kembali digelar. Pada Agustus mendatang, sebanyak 52 siswa SMK delegasi dari Jatim akan mengumbar kompetensinya untuk menyumbang medali emas dan juara umum yang selama ini sudah dinanti-nanti. Lantas, apa saja yang mereka siapkan untuk mengharumkan nama Jatim pada kontestasi pendidikan kejuruan paling bergengsi di Indonesia itu?
Sudah dua hari ini, Senin – Selasa (12-13/5), auditorium Sabhanugraha Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim ramai oleh siswa-siswi SMK se-Jatim. Sebagian dari mereka adalah juara-juara LKS SMK 2013 tingkat provinsi, sebagian lainnya ditunjuk secara langsung untuk mengikuti LKS SMK tingkat nasional.
Salah satu yang hadir saat itu ialah M Riyan Nur Hidayatullah. Siswa SMKN 12 Surabaya itu datang dengan membopong sebidang lukisan bergenre naturalis. Dia terlihat agak lusuh dari teman-temannya dari sekolah lain. Dengan memakai topi dan celana seragam abu-abu yang terdapat beberapa noda cat, dia menenteng sebuah lukisan samudra berwarna gelap dengan sebuah kapal di ujungnya. “Ini menceritakan kemarahan lautan yang dapat mengancam siapa saja di sekelilingnya,” ungkap Ryan.
Siswa yang kini duduk di bangku kelas XI itu mengaku butuh waktu hingga satu minggu menyelesaikan lukisan dengan ukuran berukuran 60 x 80 centimeter. Waktu itu dapat dikatakan cukup lama untuk sebuah lukisan. Itu lantaran bahan yang digunakan adalah cat minyak. “Kalau pakai acrylic bisa lebih cepat. Paling satu hari sudah selesai,” tutur dia.
Keterampilannya dalam melukis memang telah melekat padanya sebagai bakat. Kompetensi ini kemudian kian matang setelah masuk di SMK seni. Namun belajar di sekolah saja tidak cukup. Ryan mengaku untuk menjadi juara pada LKS SMK nasional bidang painting mendatang, dia harus rela mengikuti magang di salah satu seniman lukis. “Jadi setiap hari, selain sekolah saya juga magang di pelukis yang sudah profesional,” tutur dia. Dengan persiapan yang matang, Ryan optimistis mampu menyumbang medali emas untuk Jatim.
Meski telah banyak melakukan persiapan, Ryan tak menampik adanya kesulitan yang berat saat melukis. Di antaranya ialah menginterpretasikan kisi-kisi lomba dalam sebuah gambar lukisan. “Di sinilah imajinasi kita ditantang. Menjadi apa lukisan kita, itu tergantung kemampuan kita membayangkan benda atau sebuah ilustrasi,” tutur dia.
Keseriusan juga tampak dari raut muka Saipul Ari Bastin dari SMKN 1 Singosari. Delegasi LKS SMK nasional bidan Mesin Milling itu cukup antusias saat membeberkan rencananya membuat cetakan plastik dengan sistem injeksi. Sekolah tersebut cukup berpengalaman mengikuti lomba di bidang Moul Making . Namun sayang, dari segi peralatan, sekolah tidak memiliki mesin yang sama seperti yang akan digunakan saat lomba.
“Karena itu, saya ikut magang di industri plastik yang memiliki mesin milling. Sebab, pengalaman kakak kelas dulu mesin yang digunakan saat lomba sama dengan mesin yang dimiliki oleh industri,” ungkap dia. langkah ini dia lakukan agar lebih familiar dengan mesin yang akan dipegangnya saat lomba. Dengan begitu, hasil cetakan plastiknya pun akan lebih baik.
Saipul bersyukur, sebab tahun ini pembinaan dari Dindik Jatim dilakukan jauh-jauh hari sebelum lomba digelar. Sebab, tahun lalu pembinaan yang dilakukan Dindik hanya selang satu minggu sebelum lomba berlangsung. Minimnya persiapan tersebut, selain membuat motivasi tidak utuh juga dalam praktikum kurang menguasai.
“Kami optimistis tahun ini bisa menjadi juara. Persiapan tiga bulan ini ditambah persiapan di sekolah sudah sangat cukup. Tahun lalu yang persiapan hanya satu minggu saja bisa juara 2. Kalau sekarang optimis juara satu,” pungkasnya. [tam]

Tags: