Rela Menunda Kuliah Demi Fokus Latihan Berbulan-bulan

Aidin Panuluh Jati, alumnus SMKN 12 Surabaya saat mengikuti training tahap pertama di Yogyakarta bersama perusahaan Salim Silver.

(” Melihat Persiapan Aidin Panuluh Jati, Kontingen Jatim dalam World Skill Competition Abu Dhabi)
Surabaya, Bhirawa.

Dari perhelatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat nasional, lahirlah anak-anak berbakat dengan skill tingkat dewa. Meski telah dinobatkan sebagai juara, kompetisi belum benar-benar berakhir. Kini mereka kembali harus bersiap untuk melambungkan nama Indonesia di dunia internasional dalam World Skill Competition (WSC) 2017 di Abu Dhabi.

Adit Hananta Utama, Kota Surabya

Aidin Pinuluh Jati merasa bangga tak karuan setelah namanya dinyatakan lolos dalam seleksi WSC 2017 pada akhir Desember lalu. Alumnus SMKN 12 itu berhak mengikuti seleksi lantaran pernah menjuarai LKS SMK tingkat nasional tahun 2015 mewakili Jawa Timur. Dia pun harus merelakan diri menunda rencana kuliahnya untuk mengikuti persiapan panjang menuju WSC 2017.
“Tahap pertama itu latihannya sekaligus seleksi mulai Agustut sampai Desember tahun lalu. Jadi sudah fokus latihan saja, tidak bisa daftar kuliah dulu,” tutur Aidin. Seleksi itu, lanjut dia, diikuti oleh pemenang LKS SMK 2015 dan 2016. Sebab kompetisi internasional ini juga digelar setiap dua tahun sekali. Dan sekarang, dia kembali harus mengikuti training tahap kedua yang digelar mulai Selasa (14/2) hingga hari ini, Kamis (16/2).
Aidin disiapkan untuk mengikuti lomba di bidang kria logam. Sama seperti program keahliannya saat bersekolah dan mengikuti LKS SMK dua tahun lalu. “Waktu latihan tahap satu itu diminta membuat cincin berbahan perak dengan waktu 20 jam. Nanti waktu lomba tugasnya membuat cincin berbahan emas,” lanjut dia.
Pria kelahiran 28 Januari 1998 itu mengaku, sejauh ini tidak ada masalah dengan proses latihannya. Namun, dia sudah bisa merasakan tantangannya saat lomba dimulai nanti. Sebab, membuat cincin emas tidak semudah membuat perak. Dari segi bahan, emas lebih keras dari pada perak. “Jadi proses pemanasannya juga harus lebih lama dari perak. Selain itu, las untuk memanaskannya juga berbeda,” ungkap dia.
Tantangan lain diungkapkan Aidin ialah penguasaan Bahasa Ingris. Sebab, dalam kompetisi tersebut peserta tidak hanya diminta menciptakan produk. Melainkan juga harus memahami teori yang akan diujikan sebelum praktik. “Latihan bahasa Inggrisnya ini sekarang yang penting. Saya biasa try out dengan soal-soal WSC sebelumnya,” terang dia.
Masalah mental, kata dia, memang harus lebih kuat. Karena minder dengan kompetitor dari negara lain pasti muncul. Karena itu, dukungan dari orangtua, sekolah dan pemerintah sangat berarti baginya. “Setelah lomba ini selesai pinginnya sih bisa daftar kuliah di ISI (Institut Seni Indonesia). Mudah-mudahan bisa tercapai,” pungkas dia.
Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Dr Hudiyono mengungkapkan, tahun ini Jatim kembali mendominasi kontingen Indonesia dalam WSC. Setelah tahun lalu siswa SMK Jatim juga berhasil menorehkan juara umum dalam LKS SMK tingkat nasional di Malang.
Dari Jatim, ada tujuh SMK yang siswanya ikut dalam WSC 2017 mendatang. Selain SMKN 12 Surabaya, kontingen dari Jatim lainnya berasal dari SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang, SMKN 1 Pacitan, SMKN 1 Beji Pasuruan, SMKN 3 Malang, SMKN 1 Kabupaten Blitar dan SMKN 3 Boyolangu Tulungagung. “SMKN 12 satu-satunya dari Surabaya yang mewakili Jatim,” tutur Hudiyono.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman mengaku ikut bangga dengan prestasi siswa SMK di Jatim. Hal ini menjadi bukti bahwa lulusan SMK di Jatim memiliki daya saing tidak hanya di tingkat nasional, melainkan juga internasional.
“Selain pemerintah pusat, kita di provinsi termasuk sekolah akan memberi dukungan penuh kepada kontingen Jatim yang akan mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional,” tutur Saiful.
Dia berharap para peserta lebih tekun bersiap diri, khususnya dalam penguasaan bahasa Inggris. “Kalau seleksi dalam LKS SMK itu benar-benar selektif, maka hasilnya juga akan sebaik ini,” pungkas mantan Kepala Badan Diklat Jatim itu. [tam]

Tags: