Rela Tugas di Tengah Hutan

H Ali Tajab

H Ali Tajab
Sebagai seorang abdi negara dan pelayan masyarakat, harus selalu siap ditempatkan di wilayah manapun, termasuk terposok di pelosok atau pedalaman. Ini juga yang dijalani H Ali Tajab, sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo yang notabene berada di ujung timur wilayah Situbondo.
Selain memiliki wilayah pegunungan, Kecamatan Banyuputih juga banyak memiliki dusun yang ada di tengah hutan dan bahkan di tengah laut. Seperti di Dusun Merak, Desa Sumberwaru yang kini dihuni ratusan kepala keluarga (KK).
Pria yang tercatat sebagai ASN senior di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Situbondo itu mengaku harus rela menjalani tugas sebagai pelayan masyarakat hingga sampai wilayah pedalaman dan berada di tengah hutan atau tengah laut.
Bagi Ali, tugas pencatat nikah yang dijalaninya banyak memiliki sisi positif bagi kemaslahatan masyarakat. “Meski mereka (warga) ada dipedalaman, harus saya layani disaat mau melangsungkan pernikahan,” aku mantan Kepala KUA Kecamatan Asembagus itu.
Dimata Ali Tajab, sejak menjadi abdi negara banyak kenangan manis maupun pahit yang ia rasakan. Semua itu, kupas mantan Kepala KUA Kecamatan Jangkar itu, merupakan bagian dari sejarah pekerjaan yang harus dilaluinya. Ali juga yakin, meski ditempatkan di wilayah perkotaan juga memiliki bobot beban kerja yang sama. “Ya saya syukuri, jalani dan ambil hikmahnya dari semua tugas negara ini,” papar Ali Tajab.
Lebih jauh Ali menuturkan, hingga memasuki penghujung Juli 2018, instansi yang ia pimpin baru mencatatkan nikah 12 warga yang tersebar di berbagai Desa di Kecamatan Banyuputih. Dibanding tahun 2017 lalu, terang Ali, angka pencatatan nikah di wilayah KUA Banyuputih tahun 2018 ini mengalami penurunan. “Tahun lalu jumlah orang yang menikah sebanyak 19 orang. Tahun ini baru tercatat 12 orang,” pungkas Ali Tajab. [awi]

Rate this article!
Tags: