Relawan Gus Ipul-Puti Swadaya Dirikan Posko di Surabaya

Warga Rungkut Menanggal RT 04 RW 01 Kelurahan Rungkut Menanggal, Surabaya berbondong-bondong mengangkut bahan bangunan untuk mendirikan posko, Minggu (11/3).

Di Bangun Atas Inisiatif Seluruh Warga, Cegah Money Politic dan Black Campaign

Kota Surabaya, Bhirawa
Say No to Black Campaign dan mencegah Money Politic . Hal inilah yang membuat warga Kota Surabaya bergotong royong mendirikan posko mungil di sudut kampungnya. Meski kecil, posko tersebut dinilai mampu memberikan manfaat besar pada Pilkada serentak di Jawa Timur.
Sedari pagi, Minggu (11/3) warga Rungkut Menanggal RT 04 RW 01 Kecamatan Gunung Anyar tampak sibuk mengangkut. Mulai pasir, semen, batu bata, hingga bongkaran kayu yang masih bisa digunakan kembali. Keringat bercucuran. Mereka mebagi tugas untuk membangun posko pemenangan Pasangan calon (paslon) nomor 2 Gus Ipul – Puti Guntur Soekarno.
Suasana guyub dan rukun warga tampak jelas. Bukan hanya para bapak, anak muda-muda juga tampak turut berbaur dan membatu. Inisiatif murni dari warga inilah menjadikan tekad agar kampungnya tidak bisa dimasuki kampanye terselubung, terlebih menggunakan uang.
“Posko pemenangan Gus Ipul dan Mbak Puti ini di bangun atas inisiatif seluruh warga disini. Kami tidak ingin ada penyusup yang melakukan kampanye. Apalagi sampai membagi-bagikan uang,” kata Ketua RT Rungkut Menanggal 1, Sugiarto ketika ditemui kemarin.
Pria berambut cepak ini secara tegas tidak ingin kampungnya menjadi ajang kampanye terselubung. Terlebih menyebarkan isu-isu yang bisa memecah belah warganya. Sugiarto mengakui bahwa dengan didirikannya posko di sudut jalan menjadi lokasi yang strategis untuk memantau setiap gerak-gerik orang yang mencurigakan.
“Meski kecil, Insya Allah posko ini akan bermanfaat untuk kampung sendiri. Pengawasan juga lebih mudah karena setiap malam banyak orang yang rembukan disini nantinya,” tutur dia.
Selain itu, kata Sugiarto, posko ini akan mengingatkan kembali budaya gotong yang sekarang ini sudah mulai ditinggalkan. Ia mengharapkan, adanya posko di setiap sudut kampung digalakkan kembali. Bukan hanya fisik posko, melainkan yang paling penting adalah keguyuban warga untuk menjaga kampungnya dan bisa berinteraksi satu sama lain.
“Dulu, awal adanya posko sekitar tahun 90-an silam. Akhirnya, warga menginginkan adanya posko lagi. Dan akhirnya kami tempatkan di pertigaan jalan. Apalagi di bawa posko sudah ada lampu yang terang. Mudah-mudahan warga bisa betah disini,” harapnya.
Posko ini didirikan memang untuk mencegah masih seringnya politik transaksional dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sugiarto meminta, warganya mempunyai kesadaran dalam berpolitik untuk menolak segala bentuk politik uang dan kotor. Apalagi pelaksanaan Pilkada tinggal beberapa bulan lagi. “Inilah sesungguhnya kehidupan di kampung. Saling menyapa, saling berinteraksi dan saling menjaga agar kampung tetap aman. Nah, posko ini adalah wadanya,” ungkapnya.
Sugiarto menjelaskan, posko ini diharapkan bisa mengajak masyarakat agar sadar dalam menentukan pilihannya. “Kita tidak ingin suara warga kami dibeli,” jelasnya.
Posko ini, lanjutnya, diharapkan bisa menjadi inspirasi kampung-kampung lainnya yang ada di Kota Pahlawan. Semakin banyak posko ini terbentuk di masyarakat akan semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berpolitik. “Ayo sukseskan pilkada ini dengan aman. Warga Jatim, khususnya Surabaya harus makmur,” pungkasnya. [Gegeh Bagus Setiadi]

Tags: