Rembug Wong Kota Batu Protes Penebangan Pohon Tepi Jalan

Para pengurus PMKB saat mendatangi Balaikota Among Tani Batu, dan melayani warga yang ingin mengisi petisi via on line.

Kota Batu,Bhirawa
Beberapa elemen masyarakat mulai bangkit untuk melakukan aksi protes atas penebangan pohon di tepi jalan yang dilakukan secara semena-mena. Setelah aksi protes dilakukan Forum Rembug Wong Batu (FRWB), kemarin (24/10) Pemuda Muhammadiyah Kota Batu (PMKB) juga membuat petisi untuk menentang aksi penebangan pohon yang dilakukan pelaksana Proyek Jawa Timur Park 3.
Ketua Bidang Hukum PMKB, Erfanudin mengatakan bahwa pihaknya melakukan protes keras terhadap aksi penebangan pohon yang sudah terjadi beberapa kali ini. Dan puncaknya penebangan yang dilakukan di depan proyek JTP3 yang terkesan dibiarkan oleh Pemkot.
“Pohon sumber kehidupan manusia yang membuat udara dingin, asri, sejuk dan segar. Janganlah dihilangkan sumber utama kehidupan penghasil oksigen, ayo kita rawat pohon kita bersama, utk warisan generasi mendatang,”ujar Erfanudin, Selasa (24/10).
PMKB mengutuk kepada pihak yang hanya mengeruk keuntungan dengan menjual keindahan di Bumi Batu. Dan karena aksi penebangan pohon ini terkesan dibiarkan oleh Pemkot, merekapun mendatangi Kantor Balaikota Among Tani (BAT) untuk meminta klarifikasi dan pertanggung jawaban terhadap pihak terkait. Yaitu, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PU Bina Marga, dan kemudian dilanjutkan dengan mendatangi kantor DPRD setempat.
Ada lima tuntutan yang diajukan PMKB kepada Pemkot. Pertama, meminta pertanggungjawaban seluruh pihak terkait penebangan pohon di sekitar jalan-jalan kota Batu. Ke dua meminta dan mendesak pemerintahan baik daerah hingga pusat untuk mengembalikan fugsi jalur hijau di wilayah Kota Batu. Ke tiga mendesak pemerintahan untuk melakukan kajian ulang terhadap perizinan terkait pengelolaan jalur hijau,mendesak pemerintah segera melakukan pengawasan dan pengendalian secara ketat terhadap pemanfaatan taman, jalur hijau, dan keindahan kota. Dan terakhir mendesak pemerintah mencabut ijin pembagunan yang kedapatan merusak jalur hijau.
Sehari sebelumnya (23/10), masyarakat yang tergabung dalam Forum Rembug Wong Batu (FRWB) juga melakukan aksi protes yang sama dengan membuat surat terbuka untuk Pemkot Batu. Dalam surat terbuka tersebut mereka mengutuk penebangan pohon tepi jalan yang dilakukan oknum pelaksana proyek.
“Penebangan pohon itu telah merubah rona lingkungan dan manfaat ecology sepanjang jalan tersebut. Bahkan penebangan pohon ini akan mempercepat laju pengurangan daya dukung lingkungan yang terjadi di Kota Batu,” ini bagian dari bunyi Surat Terbuka yang ditandatangani oleh Gandhi Aryo Kusumo selaku Koordinator FRWB.
Mereka khawatir lingkungan Kota Batu akan rusak dengan pengurangan populasi pohon tepi jalan. Hal ini juga bertentangan dengan Perda Kota Batu No. 7 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah tahun 2010-2030, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No 14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
“Kami meminta penjelasan dan pertanggungjawaban kepada Pemerintah Kota Batu, Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pihak Pengembang Taman Rekreasi Dino Park. Serta segera menghentikan aktivitas penebangan pohon kanan kiri jalan tersebut,” ujar Gandhi.
Terpisah, Pimpinan Proyek Jatim Park 3, Suryo ketika dikonfirmasi masalah ini mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan ijin penebangan pohon tersebut. Bahkan yang memotong pohon itupun bukan Jatim Park 3, namun pegawai Pemerintah Provinsi. “Sudah sesuai dengan amdal, termasuk melaksanakan amdal lalin, kan ada pohon penggantinya,” ujar Suryo.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Arif As Sidiq mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta kepada Jatim Park 3 untuk menanam pohon pengganti. Penebangan ini, menurut Arif adalah sebuah hal yang harus dilakukan. Karena kalau tidak ditata seperti itu efek negatifnya tidak hanya pada pengusaha, namun juga pada wisatawan dan masyarakat Batu, karena berdampak pada kemacetan.
“Sudah dipersiapkan pohon penggantinya, saya tidak tahu persis berapa jumlahnya, tapi kita menekankan penggantian. Jadi pohon itu nantinya harus ditata, bukan ditebang begitu saja,” ujar Arif.(nas)

Tags: