Remitansi Diperkirakan Mencapai Rp 1,7 T

Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Pemprov, Bhirawa
Remitansi dari para TKI pada tahun ini diperkirakan sekitar Rp 1,735 triliun. Jumlah itu tentunya meningkat dibanding tahun lalu Rp 1,452 triliun. Remitansi adalah transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya. Selain bantuan internasional, uang yang dikirimkan pekerja migran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang.
“Tahun ini kami perkirakan Rp 1,735 triliun. Perkiraan kami karena kebetulan liburnya di awal, banyak TKI datang dari luar negeri,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim,  Dr H Sukardo, Rabu (22/6).
Diketakannya, remitansi terbesar dipasok dari TKI yang bekerja di 6 negara yakni Taiwan sebanyak 11 ribu orang TKI. Hongkong sebanyak 10.700 pekerja. Malaysia sekitar 8 ribu orang TKI. Singapura sebanyak 6.500 orang. Brunei Darussalam sebanyak 3.700 pekerja dan sekitar 3.400 TKI yang bekerja di Saudi Arabia.  Jumlah TKI Jatim tersebar di 54 negara dan remitansi terbesar dari 6 negara itu.
Sebanyak 270 ribu orang TKI asal Jatimr yang terdiri dari 80 persen pekerja wanita (TKW) dan 20 persen pekerja laki-laki. Dari jumlah tersebut, sekitar 33 persen bekerja di sektor formal sedangkan sisanya bekerja di sektor informal.
“Daerah asal TKI terbesar di Jatimr pertama Ponorogo sebanyak 2.800 orang. Selanjuta dari daerah Tulungagung, Malang, Blitar, Banyuwangi, Madiun, Jember, Ngawi, Magetan, Kediri. Itu daerah 10 besar TKI di Jatimr,” jelasnya.
Terkait kepulangan TKI untuk mudik lebaran, lanjut Sukardo, pihaknya juga memberikan pelayanan mulai dari Bandara Juanda. Hal ini mengantisipasi aksi kejahatan terhadap TKI yang pulang ke kampung halamannya.
“Ada petugas kita di bandara (P3TKI) siap memberikan pelayanan bagi TKI di bandara selama 24 jam. Kita bantu, kalau sudah dijemput saudaranya atau keluarganya kita lepas. Tapi kalau butuh bantuan transport, kita arahkan ada travel yang membantu itu tapi betul-betul identitasnya bisa diketahui, agar kalau pulang tidak tertipu dan menjadi korban,” katanya.
Sukardo mengatakan, pada saat lebaran, tidak semua TKI yang ada di luar negeri mudik ke kampung halamannya masing-masing. Tahun lalu, hanya sekitar 45 persen dari 270 ribu orang TKI asal Jatimr yang mudik.  “Memang ada TKI yang pulang dan ada yang tidak pulang. Karena untuk perpanjangan izin tinggal disana kan tidak harus pulang, ada KJRI disana memberikan pelayanan bagi tenaga kerja kita,” katanya. [rac]

Tags: