Remitansi TKI Diprediksi Naik Lima Kali Lipat

16-TKIPemprov, Bhirawa
Menjelang Ramadan nantinya, diprediksikan TKI menghasilkan remitansi (transaksi pengiriman atau penerimaan uang dalam valuta asing atau dari bank di luar negeri maupun di dalam negeri) diprediksi  naik hingga lima kali lipatnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Jatim, Dr Edi Purwinarto mengatakan, hingga penghujung 2013 saja, total ada Rp 3,10 triliun yang dihasilkan TKI Jatim. Sampai pertengahan Maret lalu, remitansi yang dihasilkan TKI asal Jatim sudah mencapai Rp 395,26 miliar.
“Setidaknya nantinya pada Ramadan, kenaikan remitten TKI yang diperkirakan mencapai empat atau lima kali lipat dibandingkan bulan lainnya,” kata Edi, Minggu (15/6).
Ia menjelaskan, remitten TKI selama tahun 2013 mencapai Rp 3,1 triliun. Sedangkan pada tahun 2014 terhitung Januari-Maret mencapai Rp 606 miliar. “Jika dirata-rata sebulannya Rp 200 miliar, maka setahunnya bisa sampai Rp 2,4 triliun. Bisa dikurangi saja dengan remitten tahun lalu seebsar 1,3 triliun. Maka prediksinya remitten Tki saar ramadan bisa mencapai Rp 700 miliar.
Pengiriman itu merupakan hasil jerih payah puluhan ribu TKI asal Jatim. Pada 2013, terdata ada 52.571 TKI yang tersebar di berbagai penjuru negara. Mulai Asia Pasifik, Timur Tengah, hingga Eropa. Sektor pekerjaan yang paling banyak diminati adalah pekerja rumah tangga sebanyak 23.701 orang, perawat (9.389), bagian produksi (9.073), konstruksi (5.967), perhotelan (798), pelaut (411), dan lainnya (3.232).
Edi menuturkan bahwa yang perlu menjadi perhatian adalah pelatihan mental dan keahlian bagi para calon TKI. Dua hal itu akan membuat mereka bisa bekerja dengan profesional dan ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Selain itu, para TKI tersebut bisa terhindar dari jeratan hukum dan persoalan.
Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan arus mudik TKI, Disnakertransduk Jatim menyiapkan posko di beberapa titik, salah satunya di Bandara Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak. “Beberapa pos juga akan ada perbaikan. Mengingat saat ini tidak layak,” katanya.
Dalam kesempatan ini. Edi mewanti agar TKI yang mengirimkan remitten tidak langsung untuk konsumtif namun setidaknya harus menjadi modal produksi sendiri. Apalagi, kini Disnakertransduk Jatim bersama Bank UMKM sudah mewadahi hal itu. “Tidak selama seorang TKI bisa menjadi TKI selamanya. Untuk itu, uang yang dihasilkan harus bisa menjadi modal kerja ketika sudah tidak menjadi TKI,” katanya. [rac]

Tags: