SIM Khusus Motor Picu Penurunan Penjualan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Bulan Mei 2016, Mabes Polri berencana mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM) C khusus kendaraan bermotor. Terutama untuk motor yang memiliki kapasitas mesin 250 dan 500 CC. Program yang di gagas oleh Kapolri Badrodin Haiti mendapat tanggapan positif dari kalangan masyarakat, namun berdampak pada penurunan penjualan motor dengan CC 250.
Hardono, wakil kepala marketing Yamaha Basuki Rahmat Surabaya,  mengatakan penjualan Yamaha R25  pada awal 2016 sedikit menurun, hal ini lebih disebabkan dari daya beli menurun, persaingan motor sesama kelas baik itu Honda CBR 250, atau Kawasaki Ninja 250. Di tambah, rencana penerapan Sim C khusus dengan motor dengan kapasitas mesin 250 dan 500 CC.
“Meskipun baru rencana, tapi penjualan motor 250 CC keatas sedikit meredup. Kepastian informasi di peroleh dari konsumen yang hendak inden melakukan pemesanan motor dengan kapasitas mesin besar di tunda. Karena menunggu kebijakan disahkannya Sim C khusus, karena konsumen yang hendak membeli tidak mau terbebani biaya dua kali dengan berganti Sim C biasa menjadi Sim C khusus,” ujarnya, Senin (25/1) kemarin.
Lanjut Hardono, penjualan pada Bulan Desember 2015 tercatat 480 unit di Surabaya, tetapi sejak informasi akan diberlakukan sim khusus penjualannya tercata 325 unit hingga mendekati akhir Bulan Januari 2016.
“Setiap marketing yang bekerja disini, tentu punya target penjualan. Tetapi memang karena keadaan pasar yang sedang turun, serta ada konsumen yang menunda. Sebagai marketing, kami tetap optimis jika penjualan motor besar tetap bisa mencapai target kedepannya,” tuturnya.
Sementara itu menurut Salam Wahyudin, salah satu konsumen yang berminat untuk membelikan putranya motor dengan kapasitas mesin 250 CC memberikan pandangannya tentang pemberlakukan Sim C khusus yang dianggapnya juga membantu melindungi pengemudinya.
“Awalnya saya tidak mempermasalahkan anak meminta motor dengan mesin 250 CC, dengan Sim C yang ada. Tetapi kata Kapolri, ada benarnya untuk perlu keahlian khusus dalam mengendarai motor ini. Selain itu, kondisi psikologis anak juga harus di pikirkan karena terkait dengan keselamatan. Selama ini, anak saya yang masih berusia 16 tahun sudah naik motor milik kakaknya, tetapi saya belum pernah tahu bagaimana anak saya mengendarai motor ini. Lebih baik saya survey dulu dan menguji, nanti pas Juni tepat 17 tahun baru di buatkan Sim, kalau belum bisa menguasai emosinya, artinya ikut kebut-kebutan lebih baik saya tunda dulu. Biar naik motor bebek saya dulu,” ujarnya dengan senyum. [wil]

Tags: