Rencana Revitalisasi Dolly-Jarak Diubah

Pemkot Surabaya,Bhirawa
Entah bingung atau punya parameter baru, Wali kota Surabaya Tri Rismaharini mengubah berencana menjadikan eks lokalisasi Dolly dan Jarak sebagai pusat akik menjadi pusat perhiasan.  Pengubahan ini disampaikan Wali kota saat di gedung DPRD Surabaya, Senin(3/7).
“Di sana itu banyak seniman, jadi itu kita bisa manfaatkan untuk mendesain bentuk emas,” ujarnya di DPRD Surabaya, Senin (3/8).
Risma, sapaannya, mengaku awalnya akan menyulap eks Dolly dan Jarak sebagai sentra akik. Namun, setelah melalui pertimbangan yang panjang, kerajinan akik hanya bisa bertahan saat booming. Berbeda dengan perhiasan yang akan menjadi kebutuhan masyarakat sampai kapanpun.
“Memang ada yang interest dengan akik, tapi saya inginnya perhiasan, kalau akik hanya nunggu saat booming saja,” terangnya.
Mantan Kepala Bapeko Surabaya ini menegaskan, potensi masyarakat sekitar lokalisasi cukup bagus. Pemkot Surabaya tidak perlu butuh waktu yang lama untuk memberikan training. “Di sana itu sekali diajari membatik langsung bisa, biasanya kalau masih belajar harga jualnya dibawah Rp 100 ribu, lah ini ndak, langsung laku Rp 500 ribu,” ucapnya.
Sementara itu, Vinsensius menilai Wali kota Surabaya Tri Rismaharini sedang bingug mencari konsep pembangunan pasca Dolly dan Jarak ditutup. Orang nomor satu di Surabaya ini sedang mencoba-coba segala kemungkinan. Termasuk menjadikan eks Dolly sebagai pusat kerajinan akik dan pusat perhiasan.
“Sampai sekarang belum ada konsep. Yang ada dan terlintas dipikiran, ya itu yang dikatakan,” ujarnya.
Politisi Partai NasDem ini memandang, sedari awal sebelum Dolly dan Jarak ditutup, Pemkot Surabaya tidak memiliki konsep yang jelas. Penutupan itu bagian dari upaya Tri Rismaharini untuk mendongkrak citra dan popularitasnya di tengah-tengah masyarakat Surabaya.
Meski tidak ada konsep yang jelas, Awey, sapaannya, meminta kepada Pemkot Surabaya untuk segera merealisasikan semua program, seperti pusat akik dan perhiasan. Jika eks Dolly dan Jarak akan dijadikan sentra kerajinan usaha kecil menenah (UKM) maka Pemkot Surabaya segera memikirkan distribusi produk hasil produksi masyarakat setempat.
“Tapi apapun yang terjadi, sentra akik dan perhiasan segera diwujudkan, jangan hanya sebatas wacana,” tandasnya. [dre.gat]

Tags: